MEMAHAMI FIRMAN ALLAH SECARA HARFIAH
Ketika kita membaca Alkitab, cara pertama untuk memahami firman Allah adalah mengerti secara harfiah. Kita harus mengerti apa pun yang Alkitab katakan dan jangan disimpangkan dari pikiran utamanya. Ketika kita membaca Alkitab, janganlah kita menafsirkan sewenang-wenang bagian yang tidak kita mengerti, dengan demikian menjauhkan kita dari makna Firman. Banyak orang mempelajari Alkitab dan me”rohani”kan penafsiran mereka. Sebagai contoh, Yohanes 3 mengatakan, “Jika seseorang tidak dilahirkan dari air dan Roh.” Ada satu kelompok orang yang merasa bahwa “air” di sini sulit untuk ditafsirkan, karenanya mereka mengambilnya sebagai lambang, simbol, dan menganggap bahwa air mengacu kepada firman Allah. Ini sesuai dengan Efesus 5, yang mengatakan “air di dalam firman” (Tl.); mereka mengatakan bahwa ini berarti dilahirkan oleh Roh melalui firman. Walaupun me”rohani”kan penafsiran semacam ini tidak buruk dan kelihatannya konsisten dengan Alkitab, tetapi ini memiliki masalahnya sendiri. Jika penafsiran Yohanes 3 sedemikian adalah benar, mengapa Tuhan Yesus tidak memberi tahu Nikodemus dengan terus terang di awalnya bahwa manusia harus dilahirkan dari firman, daripada mengatakan padanya bahwa manusia harus dilahirkan dari air? Dengan menanyakan pertanyaan ini, kita dapat melihat bahwa penafsiran “air” sebagai “firman” tidak bisa diterima. Jadi, kita bisa melihat bahwa kita perlu mencoba menurut kemampuan kita memahami Alkitab secara harfiah. The Full Knowledge of the Word of God, hal. 21
DOA-BACA FIRMAN ALLAH DENGAN ROH KITA
Kita perlu mendoa-bacakan, mengubah semua yang kita lihat dan kita pahami ke dalam doa. Ketika kita berdoa, kita menggunakan roh kita. Pertama-tama, kita mungkin menggunakan pikiran kita untuk berdoa, tetapi setelah tiga atau lima kalimat roh kita akan bangkit. Inilah fakta yang nyata. Karena itu, jangan lupa bahwa esens firman Allah adalah hembusan Allah. Ketika kalian membacanya, kalian harus menghirupnya. Di pihak Allah, adalah masalah Dia menghembus; di pihak kita, adalah masalah kita menghirup. Hembusan rohani keluar dari Dia dan masuk ke dalam kita. Apa yang keluar dari Dia dan masuk ke dalam kita adalah hembusan rohani. Firman Allah adalah roh dan hayat. Pikiran kita tidak dapat menjamah Roh itu, hanya roh kita dapat menjamah Roh itu. Jika kita tidak menjamah Roh, kita tidak mendapatkan hayat. Hanya dengan menjamah Roh itu baru kita memiliki hayat. Akhirnya, hayat itu adalah Kristus, dan adalah Allah sendiri. Pertama-tama, kita tidak perlu menjelaskan apa yang kita baca, atau apakah kita perlu memahaminya; kita hanya perlu mendoa-bacakan Firman secara harfiah. Ketika kita doa-baca, roh kita menjamah Roh Alkitab, dengan demikian kita menerima hayat.
The Full Knowledge of the Word of God, hal. 23
MAKAN, MINUM, DAN MENGHIRUP ROH DAN HAYAT
DALAM FIRMAN ALLAH
Perkara doa-baca untuk makan, minum, dan menghirup Roh dan hayat dalam Firman Allah terlihat dalam perkataan di Alkitab; karena itu, doa-baca bukanlah hal takhayul. Ketika kita doa-baca, firman dalam huruf menjadi roh dan hayat, yaitu, Tuhan sendiri. Mendoa-bacakan adalah menerima “pedang Roh, yaitu Firman Allah, dengan segala doa dan permohonan” (Ef. 6-18). Setiap kali kita menerima Firman Allah dengan doa-baca, hasilnya adalah kita makan, minum, dan menghirup Roh dan hayat dalam Firman Allah. Bahkan orang beriman dalam Perjanjian Lama, Yeremia, juga mengatakan, “Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya (lit., memakannya)” (Yer. 15). Firman Allah bisa dimakan; itu adalah makanan kita. Karena itu, kita harus “selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani” (1 Ptr. 2). Sebagai tambahan, Firman Allah juga adalah hembusan Allah. Ketika kita menghirup Firman Allah, menghirup apa yang Allah hembuskan, kita menerima Dia. Maka amat jelas bahwa doa-baca adalah untuk makan, minum, dan menghirup dan semakin kita dengan konsisten melaksanakannya, semakin baik.
The Full Knowledge of the Word of God, hal. 24
MELIHAT MELAMPAUI HURUF-HURUF, PERISTIWA SEJARAH,
DAN ORANG DAN PERKARA UNTUK MENGGALI
DAN MENERIMA WAHYU HAYAT
Untuk mempelajari Alkitab, kita harus melihat melebihi huruf-huruf, yaitu huruf dalam hukum. Sebagai contoh, kaum Advent Hari Ketujuh berpegang pada huruf dalam Alkitab: Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat. Namun, Paulus mengatakan, “huruf mematikan, tetapi Roh memberi hayat” (2 Kor. 3). Perkataan ini harus diterapkan pada perkara memelihara hari Sabat. “Huruf” menuntut orang memelihara hari Sabat, tetapi makna rohani dari memelihara hari Sabat adalah Allah ingin siapa pun yang berjerih lelah dan berbeban berat mendapatkan perhentian. Jadi, ini bukan masalah memelihara hukum, tetapi menerima Roh itu. Menurut makna rohani, Sabat adalah perhentian yang Allah dirikan bagi mereka yang berbeban berat, dan Sabat ini adalah Tuhan Kristus. Tidak mengejutkan bahwa Tuhan mengatakan, “Marilah kepada-Ku . . . , Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Mat. 11). Inilah Sabat hari ini. Sama halnya, mengenai masalah sunat, menuntut orang untuk disunat pada hari kedelepaan adalah huruf belaka. Makna rohani dari sunat adalah mengakhiri daging kita, menyangkal hayat alamiah kita. Huruf mematikan, tetapi Roh memberi hayat. Roh melampaui huruf-huruf dan juga melampaui peristiwa sejarah.
The Full Knowledge of the Word of God, hal. 26-27