mungkin untuk jaman itu sudah tepat... tapi untuk zaman sekarang sepertinya sudah tidak relevan lagi
Baru mungkin dan baru sepertinya
Dan UU pendidikan mesti di rubah begitu ? karena ada tentang pelajaran Agama
Oh, pemerintahan itu paling munafik soal agama.
Coba lihat sekarang saja, pendidikan agama sudah diterapkan di sekolah, tapi mengapa banyak remaja tetap saja terlibat pergaulan bebas? padahal sudah diatur UU untuk mengajarkan mereka agama kan?
atau ketika menentukan hari idul fitri? ini kejadian betul.
ada gubernur yang shalat hari rayanya DUA kali.
saya sampai tertawa.
atau ketika perempuan tetap di kira membawa dosa asal sehingga selalu di rendahkan. padahal sudah dijelaskan dalam berbagai kitab suci tersebut.
menurut saya, pelajaran agama datang dari RUMAH.
Role model untuk pelajaran agama adalah RUMAH.
Orang d rumah lah yang mengajari anak tentang agama, teori dan langsung PRAKTEKKAN!!
Jika si anak tidak nyaman dengan cara orang rumahnya beribadah, disitulah timbul proses pembelajaran dan pemahaman.
Baik bagi si anak maupun orang rumahnya.
Anak bisa bertanya tentang agama yang sedang dijalankan, bagi orang Rumah ini artinya terus menerus belajar agar bsia menjawab pertanyaan anak.
Nah, jika anak merasa tidak pas dengan agama tersebut, disinilah letak
TOLERANSI sebagai orang rumah di uji.
apakah akan membiarkan anak tersebut berjalan mencari jalannya?
atau mengatakan mereka telah berdosa besar karena tak mau mengikuti ajaran orang rumahnya?
baca pelan pelan bang ciek..... :)
Termakasih dik Yuji
Banyak remaja melakukan pergaulan bebas disini bukan berarti pelajaran agama di sekolah sudah cukup, tetapi harus diteruskan di rumah (UU pendidikan disini bermaksud agar orang berhak mendapatkan pelajaran agama sesuai dengan yang di yakininya bukan berarti pelajaran agama mengatur akhlak sesorang)
Sekarang bagaimana seorang anak bisa memahami suatu agama jika di sekolah dia di ajarkan bergama tetapi contohnya di rumah orang tuanya spt tidak beragama (selalu bertengkar dan sibuk terus) atau bahkan setelah besar dia tau bapaknya korupsi atau medapatkan uang dengan cara yang tidak dibolehkan oleh agama.
masalah pemerintah tsb tidak benar itu menunukkan per oknum dari aparat pemerintah itu sendiri.
Dalam toleransi beragama tidak boleh memaksakan agama kepada orang lain itu betul pertanyaannya apakah anak sendiri itu orang lain, tentu saja bukan ?