Belum lama ditinggal kerja jadi panjang dan melebar banget nih pembahasan....
Istilah Pribumi dan sebagainya silahkan baca di wikipedia, dan klo masih perlu anda sekalian tertawakan, silahkan tertawa.
mungkin benar pendapat kaum bijak, berdebat dengan seseorang yang jelas2 berbeda adalah kebodohan itu sendiri :)
Membumikan Islam ternyata masih wacana aneh bagi beberapa komandan diatas, ane maklum... yang mereka pahami Islam=Arab, sehingga makna sebenarnya tentang Islam bahkan telah bias. Mereka kira Islam semata-mata datang ke NUsantara dalam bentuk jadi seperti sekarang ini. Bahwa indoktrinasi Islam awal di Nusantara bahkan mengesampingkan "simbol2" Arabisme nya dan lebih menggunakan simbol Hindu-Budha. Akibatnya? Kita, dan banyak pendahulu kita yelah terlahir sebagai Muslim (dan ane bersyukur karenanya).
Tentang Ajaran Islam yang Membumi, Kenapa Kemunculan Islam dan Dakwah Nabi SAW bisa bersambut baik meskipun banyak penolakan dari kaumnya sendiri? (Ingat, Nabi SAW adalah satu2nya Utusan Allah yang wafat dalam kondisi umatnya besar)
Karena ajaran Islam yang "sederhana", tanpa strata, tanpa kelas, dan rasional, bukan semata-mata ajaran langit seperti agama2 lain, namun lebih menghargai person pemeluknya dan menghargai hubungan individu dengan Sang Khalik. (bandingkan dengan ajaran sebelumnya)
referensi lengkap (versi terjemahan) silahkan baca rangkaian buku Karen Armstrong mulai: the Great Transformation, Sejarah Tuhan, dan Perang Suci.
dan mengapa Islam membumi meskipun dia ada dibelahan bumi lain tetap aja rasional untuk pemeluknya? karena fleksibilatas Islam dalam menyikapi masalah umatnya baik yang menyangkut aqidah, ibadah, maupun muamalah. satu lagi alasan, fleksibilitas ajaran islam dalam AKULTURASI
ulasanterakhir silahkan baca Sachiko Murata, the Tao of Islam, dimana dengan cerdas Murata menguraikan mistisisme dan perkembanganya dalam Islam, dan ibarat TAO (yin & yang) Islam sebagai penyeimbang ajaran dan agama lain :)
Tentang ibadah berbahasa selain Arab, ane rasa kita tidak perlu perpanjang karena jelas2 tidak ada titik temu antara kita. cuma penutup aja dari ane, doa sebagaimana shalat, adalah hubungan "intim" antara makhluk dan Sang Khalik dimana bukan hanya terkandung syariat doang, namun merupakan rankaian kompleks dari thariqat, hakekat, dan ma'rifat dalam satu ritual, sesuai dengan makna Islam yang aslama, yuslimu, kepasarahan dan kepatuhan, dimana ruku' dan sujud merupakan manifestasi dari keislaman seorang umat, bukan hanya secara fisik, namun pikiran dan juga ruhani. mengapa pikiran juga perlu ditundukkan, karena dialah bagian dari manusia yang paling bebas kagak terbatas sehingga sebebas apapun tetap dia sebenarnya terbatas :)
ane rasa cukup pembahasan ane, dan "membumikan Islam" lebih indah daripada "membumikan Arabisme"
tengkyu atas waktu dan bimbingannya :