Motif tiap orang berbeda-beda dalam masuk TNI/POLRI. Biasanya terpengaruh sama keinginan orang-tua dan juga lingkungan sekitar yg mengondisikan. Saya ada beberapa temen beberapa Polisi, TNI dan Provost yg tersebar di Kalimantanl, NTB, Sumatra dan Jakarta, termasuk di Dephan juga.
beberapa diantaranya memang masuk secara normal, namun tetap dibutuhkan "uang". Termasuk juga nanti waktu kuliah di PTIK (Kepolisian), ada biaya. biasanya orang tua udah tahu hal ini, dan sudah dipersiapkan jauh hari (jual tanah/sawah dsb..). Kalau dirinci denger-denger bisa habis 50-100 jeti. Sedikit dibawah dokter :
Tapi pangkat lumayan, Polsek, Polda dst.. keatas.
Untuk yg Prajurit "kroco" level biasa saja. nanti kalau perang ada di garda depan
Bahkan ada juga temen TNI/POLRI yg bersifat "desersi". Dan itu sudah umum pasti dalam kesatuan ada 1-2 biji yg agak meleset :
Seperti yg disebutkan diatas, alasan bisa macem-macem. Mulai kebanggaan, ke-gayaan, atau murni berbakti, atau bisa juga ngejar status keluarga, pensiun dsb..
Tapi terus terang, kalau urusan curhat, TNI/POLRI bisa lebih narsis lhoo.. Mungkin efek psikologis "pelatihan/pendidikan" dsb.. Dan gue yakin di forum ini FBI, kalau mau tahu, orang dari kesatuan TNI/POLRI bisa puluhan member lho... Bisa dilihat dgn mudah dari cara posting dsb.. Mungkin mereka merasa di FBI ini ada semacam korps pengganti di dunia maya :
dan mereka merasa kalau di FBI, serasa di barak :
eniwei, busway...
mereka (TNI/POLR) telah bekerja di bidang masing-masing yg harus kita saling menghormati.
Mereka TNI/POLRI harus menghormati bidang kita di sipil, sebaliknya kita menghormati mereka yg berjuang di medan laga. yah simbiosis mutualisme. Yg TNI/POLRI bekerja melindungi negara, dan sebaliknya mereka digaji oleh kita orang sipil yg membayar pajak atas perlindungan/layanan yg mereka berikan kepada kaum sipil tak berdaya ini
ochee