@jatno_180
mohon maaf saudaraku, itu artinya akal dan pikiran saudara sudah bisa menyamai rahasia pengetahuan Allah. Terimakasih.
Pikirkanlah apa yang mampu engkau pikirkan, semua itu sudah dituntun oleh Al-Qur'an termasuk dalam mengenal Allah. saya sudah katakan, jika ingin tahu akan Allah jangan ZatNya yang dipikirkan tapi pikirkanlah ciptaannya. lihatlah keteraturan di alam ini, lihatlah bagaimana indah dan baiknya ciptaanNya yang tidak akan mampu diciptakan oleh seorang mahkluk. bukankah semua itu ada penciptanya ? ujungnya kita sampai pada sesuatu yang disebut causa prima. dalam pencarian tersebutlah kita perlu dibimbing oleh sebuah petunjuk yang benar-benar benar agar ga nyasar. disitulah perlu ditelaah lagi kitab suci mana yang benar yang sesuai dan cocok dengan manusia itu sendiri, yang cocok dan dapat diterima akal manusia itu sendiri sebab kitab suci diturunkan untuk manusia bukan untuk hewan atau yang lainnya yang tidak punya pikiran.
Ini info sat lagi tentang kebenaran Qur'an yang saya temukan membuat saya semakin yakin (berdasarkan akal dan pikiran saya) setelah ditemukan dan dibuktikan oleh sain. (Sumber : Republika Online-02 Agustus 2009 pukul 01)
Kata 'Haman' dalam Alquran pernah diperdebatkan oleh sebagian orientalis sebagai bentuk kesalahan dalam pembacaan Alkitab dari Kitab Ester karena menempatkan Haman 1.100 tahun sebelum zaman Ester. Namun, perdebatan itu menemui titik terang setelah ditemukannya prasasti "Batu Rosetta" tahun 1799 dan tersingkapnya nama 'Haman' yang menggambarkan hubungannya dengan Firaun. Lihat Wreszinski (1906).
Menurut Harun Yahya, nama 'Haman' tidak diketahui secara pasti hingga dipecahkannya huruf hieroglif Mesir pada abad ke-19. Ketika hieroglif terpecahkan, diketahui bahwa Haman adalah seorang pembantu dekat Firaun dan 'pemimpin pekerja batu pahat'. "Penugasan Firaun yang memerintahkan Haman untuk mendirikan bangunan itulah yang perlu ditegaskan karena itu membuka lembaran sejarah baru siapa sesungguhnya Haman," kata Harun Yahya.
Harun Yahya menambahkan, dari cerita Nabi Musa AS dan perselisihannya dengan Firaun dan keterangan Mesir Kuno, telah menjadi perhatian para pakar dunia, khususnya arkeologi dan kepurbakalaan di masa kini.Munculnya nama Haman, sebagaimana disebutkan dalam Alquran, sangat mengagetkan banyak pihak, terutama para orientalis dan pemikir Barat. Sebab, nama Haman tak satu pun ditemukan dalam kitab Taurat yang berkaitan dengan kehidupan Nabi Musa AS.
Penyebutan nama Haman hanya ditemukan di bab-bab terakhir Perjanjian Lama sebagai pembantu raja Babilonia yang melakukan banyak kekejaman terhadap Bani Israil kira-kira 1.100 tahun setelah Nabi Musa AS. Karena itulah, para pemikir Barat 'merasa kecolongan' ketika Alquran menyebutkan nama Haman yang merujuk pada kehidupan sezaman dengan Nabi Musa AS. Mereka pun lantas melontarkan tuduhan bahwa Alquran 'keliru' dalam mengemukakan nama Haman.
Terbantahkan
Namun, tuduhan yang dilontarkan para orientalis itu akhirnya terbantahkan setelah ditemukan naskah kuno yang termuat dalam hieroglif Mesir Kuno sekitar 200 tahun silam. Dalam naskah hieroglif tersebut, tertulis nama Haman.
Tapi jika anda berfikir seperti itu bagaimana jika kita sepakat bahwa kita tidak sepakat. silahkan anda beragama dengan cara cukup percaya saja tapi biarkan kami beriman dengan akal dan fikiran kami
wah... mohonmaaf saudaraku... sepertinya saudara telah menjilat ludah sendiri.... ::