Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.
(QS At - Taubah : 100)
Ini Al Qur'an yg saya baca, Insya Allah semuanya sama........ :)
Menarik Nich,,, Gw Numpang Menyimak y... :
Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan.
(QS Al Israa' )
: nah, tuh sudah ada yang bantu....ingat..memahami dan menafsirkan Al Qu'ran itu.
Sorry ini agak menyimpang dikit...biar gak salah kaprah kalau sampeyan semua pada mau memahami Al Qur'an buat yang seiman dengan saya :
Ketentuan untuk memahaminya sebagai berikut :
1. Memahami Ayat dengan Ayat
Menafsirkan satu ayat Qur’an dengan ayat Qur’an yang lain, adalah jenis penafsiran yang paling tinggi.
2. Memahami Ayat Al-Qur’an dengan Hadits Shahih
Menafsirkan ayat Al-Qur’an dengan hadits shahih sangatlah urgen, bahkan harus. Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Shallallahu alaihi wasalam. Tidak lain supaya diterangkan maksudnya kepada semua manusia. Firman-Nya : “…Dan Kami turunkan Qur’an kepadamu (Muhammad) supaya kamu terangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka agar mereka pikirkan.” (An-Nahl : 44)
Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam bersabda : “Ketahuilah, aku sungguh telah diberi Al-Qur’an dan yang seperti Qur’an bersama-sama.” (HR. Abu Dawud)
3. Memahami Ayat dengan Pemahaman Sahabat
Merujuk kepada penafsiran para sahabat terhadap ayat-ayat Qur’an seperti Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud sangatlah penting sekali untuk mengetahui maksud suatu ayat. Karena, di samping senantiasa menyertai Rasulullah, mereka juga belajar langsung dari beliau.
4. Harus Mengetahui Gramatika Bahasa Arab
Tidak diragukan lagi, untuk bisa memahami dan menafsiri ayat-ayat Qur’an, mengetahui gramatika bahasa Arab sangatlah urgen. Karena Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab.
“Sungguh Kami turunkan Al-Qur’an dengan bahasa Arab supaya kamu memahami.” (Yusuf : 2)
Tanpa mengetahui bahasa Arab, tak mungkin bisa memahami makna ayat-ayat Qur’an. Sebagai contoh ayat: “tsummas tawaa ilas samaa’i”. Makna istawaa ini banyak diperselisihkan. Kaum Mu’tazilah mengartikannya menguasai dengan paksa. Ini jelas penafsiran yang salah. Tidak sesuai dengan bahasa Arab. Yang benar, menurut pendapat para ahli sunnah waljamaah, istawaa artinya ‘ala wa irtafa’a (meninggi dan naik). Karena Allah mensifati dirinya dengan Al-’Ali (Maha Tinggi).
5. Memahami Nash Al-Qur’an dengan Asbabun Nuzul
Mengetahui sababun nuzul (peristiwa yang melatari turunnya ayat) sangat membantu sekali dalam memahami Al-Qur’an dengan benar.
Sebagai contoh, ayat yang artinya: “Katakanlah: Panggillah mereka yang kamu anggap sebagai (Tuhan) selain Allah, mereka tidak akan memiliki kekuasaan untuk menghilangkan bahaya darimu dan tidak pula memindahkannya. Orang-orang yang mereka seru itu juga mencari jalan kepada Tuhan mereka, siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmatNya, serta takut akan adzab-Nya. Karena adzab Tuhanmu itu sesuatu yang mesti ditakuti.” (Al-Israa’: 56-57).
Ibnu Mas’ud berkata, segolongan manusia ada yang menyembah segolongan jin, lantas sekelompok jin itu masuk Islam. Karena yang lain tetap bersikukuh dengan peribadatannya, maka turunlah ayat: Orang-orang yang mereka seru itu juga mencari jalan kepada Tuhan mereka (Muttafaq ‘alaih).
Ayat itu sebagai bantahan terhadap orang-orang yang menyeru dan bertawassul kepada para nabi atau para wali. Tapi, sekiranya orang-orang itu bertawassul kepada keimanan dan kecintaan mereka kepada para nabi atau wali, tentu tawassul semacam itu boleh-boleh saja.
Itu semua bisa sampeyan baca dalam Kitab kaifa Nafhamul Qur’an. Kalau ndak punya beli atau pinjem di Pondok Pesantren terdekat :
Silahkan dilanjut sesuai topiknya..semoga berkah buat semuanya :