logika yg sama jika mendirikan Mesjid di Amerika, betapa sulitnya.
Dan baru-baru ini, heboh. Hanya di New York yg mengakui hari Libur Idul Fitri dan Idul Adha :)
Kayaknya di Indonesia gak sesulit itu?
Kalau memang sulit, tinggal protes terbuka saja, pasti langsung tuh orang Kecamatan/Bupati setempat bakalan masuk Koran kalau gak mau ngijinin pembangunan gereja
Inilah enaknya Indonesia, bebas aja disini.
Tapi tidak menutup kemungkinan apa yg dilakukan Umat Islam di Bali juga ditiru sodara kita Kristiani disini. Ambillah contoh di Bali. Masjid sangat susah dicari (pengalaman keliling kabupaten sebulan bbr tahun lalu). Tapi umat Islam disana gak kekurangan akal. Bukannya bermaksud minta ijin bangun Mesjid, malah kita (Islam) disana mengalah... Ada sejengkal tanah di tempat terpencil, dibuatlah Mesjid. Bahkan beberapa Kantor Polisi ada didalam area Kepolisian sebuah Surau/Langgar/Mesjid kecil-kecilan.
Sudah jadi rahasia umum, biasanya banyak orang bertugas jadi Polisi di Bali kadang bukan orang Bali asli, melainkan putra daerah lain (Polisi) yg kebetulan dapat tugas di Bali. Ini demi persatuan dan tugas negara lho.. Jadi kalau mereka pengin ke Mesjid, si Polisi ini gak perlu jauh-jauh. Sebuah bangunan kecil darurat bisa jadi Mesjid darurat dan gak harus megah.
Jadi tidak melulu mesti harus bikin Mesjid ditempat tertentu, misal bikin yg megah di pinggir jalan. Tapi justru kita (Islam) yg minoritas disana membuat tempat dimana tidak menganggu pemandangan publik (orang Bali).
Jadi Toleransi sangat BERBEDA dengan MEMAKSAKAN KEHENDAK!!
Toleransi tidak harus menang, mengalah juga bagian dari Toleransi.
Toh, emang ada hukumnya misalnya kalau gereja di tempat tersembunyi mengurangi kekhusyukan beribadah? Emang apa wajib Gereja ada ditengah kota? Kalau gak di tengah kota, berarti Ibadah di gereja tsb gak sah?
Come on man.. grow up please..