Moga aza cerminnya gak pecah kayak kata bro Paldi, wakakak........ (Maaf OOT).
Saya masih berusaha menafsir lbh jauh dgn apa yg pernah Bro Brain katakan tentang Bangsa dr Utara yg dinamakan Bangsa Sinim.
Kanon katanya tuhan mereka itu akan memberikan kuasa kepada bangsa2 dr utara itu utk memerangi bangsa pilhan itu sampe pada akhir zaman.
Ngeriiiii juga yah.........
Ah..... itukan hanya kisah para pendekar. Gak taulah...... coba tanya ama Bro Kareem aza.
Versi dongeng pendekar yo:
Dulu ada sebuah kerajaan yang dipimpin raja yang baik dan bijaksana, kerajaan ini terkenal dengan kemakmurannya, teknologi mereka lebih maju dari para tetangga, angkatan perangnya disegani dan dijadikan rujukan oleh kawan dan lawan. para petinggi dan pejabat hidup berkelimpahan yang diperoleh lewat upeti. rakyatnya hidup rukun dan merasa aman.
Alkisah dalam perjalanan hidupnya sang raja pernah mempunyai anak dari seorang istri tak resmi, mereka tidak tinggal di kota raja melainkan hidup wilayah pelosok kerajaan tersebut. Ditempa oleh kehidupan, sianak ini kelak jadi pendekar. Dia disayang dan dihormati oleh penduduk setempat. Dia merupakan tempat bertanya, dia sering memberikan nasehat dan pelajaran lewat perbuatan dan pola hidupnya. Dia merupakan pembela pertama jika ada pejabat istana yang melakukan kekerasan dalam pemungutan pajak penduduk.
Cerita tentang pendekar ini akhirnya sampai ke istana. Bagai memasuki terowongan waktu sang raja kembali kemasa lalu, sang raja teringat semua perbuatannya, semua kenangan indah itu bagai diputar ulang. bagai ketestrum rasa sayang ia tersadar dan rindu menyerang dirinya, ia terdiam, tertinduk dalam suasana hati yang sakit sekaligus berbunga-bunga "Anakku... datanglah, aku ingin memelukmu" jerit bathinnya.
Sang raja kemudian menulis surat dan mengirim utusan untuk menjemput pendekar.
Alih-alih mengikuti utusan raja, sang pendekar malah menasehati utusan "Kisanak aku tidak mau menemui rajamu itu, kalian pencuri, kalian menyukai kekerasan, dan tolong sampaikan kepada rajamu sebaiknya jangan menarik upeti lagi dikampung ini, itu kerja keras kami, itu keringat kami, kalau rajamu berkenan lupakan saja kampung ini".
Akhirnya utusan itu pulang keistana dengan tangan kosong.
Di istana, hari-hari sang raja mulai terasa hampa, ia lebih banyak terdiam dan merenung "Anakku, seharusnya kamu tinggal di istana, bukan di dusun" teriaknya dalam hati.
Perang bathin dalam diri sang raja kian hari kian bergejolak, iapun mulai menyalahkan diri sendiri.
Usaha mengundang pendekar agar tinggal bersamanya telah berulang kali dicoba namun selalu ditolak.
Para penasehat istana mulai resah karena sang raja agak melupakan pemerintahan.
Akhirnya entah ide dari mana seorang prajurit dengan berpakaian sederhana dan tanpa embel-embel istana dikirim kembali menemui pendekar.
"Pendekar, tinggallah di Istana bersama sang raja, beliau sangat merindukanmu, beliau sekarang sakit-sakitan".
Pendekar terdiam sejenak, menghela nafas dan berkata"Baiklah.. aku mau tinggal bersama sang raja dengan syarat, pertama: aku tidak mau tinggal di istana dan kedua: semua fasilitas dan kemudahan yang ditawarkan kepadaku berlaku juga untuk teman-temanku".
Singkat cerita :
Sang raja menyanggupi persyaratan pendekar, dan menjanjikan seluas tanah dibilangan kota raja untuk tempat tinggal pendekar dan para pengikutnya.
(sebetulnya versi ini tadinya mau saya post di gft\...tanah yang dijanjikan, tapi disana ada rambu-rambu yang harus dituruti dan versi ini tidak ada referensinya, jd sy post disini saja)
Code :
Dulu waktu saya pergi ke kampung pendekar hendak menemui pendekar untuk belajar, orang dikampung bilang "Pendekar pergi ke kota raja bersama pengikutnya, untuk tinggal di tanah yang dijanjikan oleh yang berkuasa".