Muslim bukannya g mau ngucapin selamat...
cuma serasa menari-nari diatas kebodohan oranglain :)
maaf ya cel....no offense :
hehehe... pantas saja sekarang keharmonisan antar agama semakin berkurang dan terkesan formalitas saja...
kalau semua orang berpikir seperti ini mana ada toleransi..
santai aja bro.. offense juga ga pa2.. lepas dan bebas2 aja kog..
:)
sekali lagi bukan masalah kuenya om...tapi makna dari kue yang banyak tersisa itu dan makna ketika kita bersama - sama berkunjung pada orang2 yang sedang merayakan perayaan keagamaan tersebut. tidak mau mengucapkan pun mungkin tidak apa2, mungkin cukup mengucapkan kata 'SELAMAT" itu saja sudah suatu kesan tersendiri, karena keberadaan mereka dihargai oleh sesamanya, ga perlu bilang selamat natal dll.. karena tetangga anda mungkin yang nasrani juga berharap kebahagiaan mereka diapresiasikan..
yang ditekankan disini sekali lagi bukan PENGUCAPAN NATALNYA tapi toleransi antar umat beragama yang ujung2nya berakhir pada toleransi antar masyarakat.. banyak cara yang mungkin tidak melanggar kaidah agama (maaf saya juga ga tau 100%)
yah ibaratnya ada pesta, dah diundang tapi ga datang, anda pernah mengalaminya??
kalau bilang selamat kimpoi.. kan ga sopan.. atau ga boleh, tapi berkata, selamat menempuh hidup baru.. bukannya lebih enak didengar??
kalau bilang selamat natal ga boleh ya cukup bilang "selamat berbahagia" atau "selamat ya"
gimana??
Celli masih belum paham juga ya :)
sekarang saya balik lagi ketika anda melihat teman anda sedang melakukan sesuatu yang bodoh, apakah anda masih ingin memberika selamat atas apa yang telah "dikerjakan-nya" tentu tidakkan...
apa yang menurut anda benar belum tentu benar buat saya, atau sebaliknya apa yang menurut saya benar belum tentu benar buat anda..nah ketika "saya" dan "anda" sudah memahami itu namanya "toleransi"
masih belum memahami juga Cell ?
berarti belum ada "Toleransi" dari anda toh :)