Ezra
Kitab Ezra merupakan bagian dari suatu kisah bersambung yang dimulai dari
permulaan I Tawarikh sampai pada akhir Nehemia.
Perhatikan:
1. Ezra mungkin tidak menulis kitab itu sendiri, walaupun bagian kedua kisah
itu diambil dari catatan hariannya.
2. Seringkali sukar untuk menentukan berbagai tahun kejadian. Kisah mengenai
perlawanan di bawah Artahsasta (#/TB Ezr 4-24) menunjuk pada masa
yang kemudian dibandingkan dengan apa yang terjadi pada bagian permulaan
kitab ini.
3. Ezra bukanlah semata-mata catatan sejarah. Si Penulis menggunakan sejarah
untuk mengajar kita bagaimana Allah menangani umat-Nya. Pengajaran-pengajaran
itu masih berlaku sampai saat ini.
EZRA
Ezra adalah seorang terpelajar yang menjadi Menteri Negara urusan orang
Yahudi dalam pemerintahan Artahsasta. Kehidupannya yang boleh jadi sangat
mengesankan di hadapan raja ditandai dengan tiga sifat, yaitu: ia
berdedikasi tinggi mempelajari kitab suci (#/TB Ezr 7); ia
memperagakan keberanian untuk percaya kepada Allah (#/TB Ezr 8-23)
dan ia dengan rendah hati menunjukkan solidaritas terhadap bangsanya
( #/TB Ezr 9-15).
NEHEMIA
Merupakan penulis kitab ini dan sebagai pengurus minuman raja, Nehemia mencicipi lebih dahulu anggur yang
akan disajikan kepada raja untuk membuktikan bahwa minuman itu tidak
mengandung racun. Hanya orang yang paling dipercaya dapat menduduki posisi
tertinggi ini dalam istana raja Persia. Namun demikian, hati Nehemia lebih
cenderung untuk melakukan tugas yang Allah bebankan kepadanya. Ia
digambarkan sebagai seorang pengusaha yang hidupnya penuh diwarnai doa.
Nehemia tidak melupakan bangsanya sendiri. Ia bersedia meninggalkan
kehidupan mewah dalam istana dan pergi ke Yerusalem untuk membangun kembali
kota itu. Ketika pada akhirnya ia pergi ke Yerusalem, ia bertugas sebagai
gubernur sipil dengan kuasa dari raja Persia.
Ester
Ester, anak angkat pamannya, Mordekhai dijadikan ratu oleh Raja Persia
Xerxes, yang juga dikenal dengan nama raja Ahasyweros. Perdana menterinya,
Haman, membenci orang Yahudi dan bersekongkol untuk melenyapkan mereka.
Sasaran utamanya ialah Mordekhai. Ester dengan kepintarannya membuat raja
mengalihkan keputusannya terhadap bangsa Yahudi, dan Haman akhirnya
digantung. Mordekhai kemudian diberi kekuasaan dan bangsa Yahudi
memperingati peristiwa itu dengan perayaan.
TEMPAT KEJADIAN
Kisah ini terjadi di ibu kota Persia, Susan, pada masa pemerintahan Raja
Ahasyweros yang memerintah pada tahun 486-465 S.M.
TUJUAN KITAB ESTER
Ada tiga alasan mengapa kitab ini ditulis:
1. Alasan yang paling utama ialah untuk menerangkan kepada bangsa Yahudi
mengenai asal mula Perayaan Purim yang mereka rayakan antara tanggal 13
dan 15 bulan Adar (Februari-Maret). Lihat #/TB Ester 9-32 dan
#/TB Est 3.
2. Alasan lain yang jelas mengapa kitab itu ditulis ialah untuk
memperingatkan umat terhadap anti-Semitisme. Bangsa Yahudi adalah umat
Allah yang istimewa, yang menduduki tempat yang unik dalam sejarah dan
mempunyai kuasa untuk bertahan melawan segala yang jahat. Ester merupakan
salah satu episoda sejarah yang menarik.
3. Kitab ini juga memperlihatkan kuasa Allah untuk mengendalikan peristiwa
dan memelihara umat-Nya, bahkan pada saat segala sesuatu tampaknya tak
bersahabat dengan mereka.
Ayub
ORANG-ORANG ISRAEL YANG BIJAKSANA
Selain oleh para nabi dan imam, umat Allah juga dilayani oleh sekelompok
orang yang dinamakan "Orang-orang berhikmat". Mereka ini adalah para
pembimbing dan penasihat yang menghabiskan waktu mereka untuk memutuskan
cara-cara yang paling bijaksana dan paling benar untuk menjalani kehidupan
dan menjalankan pemerintahan. Hasil penelitian mereka selalu diterapkan
dalam kehidupan nyata. Kita mengetahui hal ini dari kitab-kitab mereka yang
biasanya disebut "Kitab Hikmat" (Ayub, Amsal, Pengkhotbah, ditambah beberapa
Mazmur).
Kadangkala mereka memberikan nasihat mereka dalam bentuk pepatah yang
singkat dan jelas atau "amsal". Selain itu mereka juga berbicara mengenai
masalah-masalah besar dalam kehidupan, terutama masalah penderitaan.
SIAPAKAH AYUB?
Apa yang kita ketahui mengenai Ayub tidak lebih daripada apa yang
digambarkan pada permulaan kitab itu. Rupanya ia orang yang terkenal (#/TB Yeh 14,20),
namun oleh karena tidak ada acuan terhadap sejarah orang Israel, Ayub
mungkin hidup jauh sebelum umat Allah bermukim di Kanaan. Beberapa orang
berpendapat bahwa kisah mengenai penderitaannya dipakai oleh beberapa
penulis yang tak dikenal sebagai latar belakang untuk membicarakan masalah
penderitaan.
Kita pun tidak tahu kapan kitab itu ditulis. Minat terhadap hikmat Allah
sudah ada sejak zaman Salomo, dan kitab ini mungkin ditulis pada zaman
pemerintahannya.
BERSAMBUNG.....