cukup menarik,....
Sebelumnya kita pilah dulu, suara hati, suara nafsu dan otak/akal/pikiran.
suara hati boleh dikatakan suara Tuhan namun bila hati telah diselimuti nafsu, akal akan berpikir bagaimanan trik dan strategi supaya keinginan (suara) nafsu tercapai.
Bila hati tidak diselimuti nafsu, akal akan berpikir resiko (baik dan buruknya)
Nafsu boleh dikatakan kendaraan atau alat setan/iblis untuk menjurumuskan manusia untuk melakukan perbuatan kriminal, maksiat de el el.
Berarti suara hati bisa saja berganti posisi (Tuhan dan bukan Tuhan).
Bukan Tuhan = Bisa berupa manifestasi akal manusia dan iblis.
Akal merupakan alat/kendaraan hati dan nafsu.
Bersihkan hati akan bisa mendengarkan suara Tuhan.
Setuju dgn yg ini.
:)
Saya perhatikan anda cukup cerdas apabila tidak terbelunggu Hawa Nafsu (Emosi).
Jawaban dr semua yg ada, jawaban anda yg cukup memuaskan.
Dengan bersihnya Hati termasuk bersih (Lahir Batin) ini sudah awal yg benar.
Apakah sudah cukup dgn hanya "Bersih" Suara Tuhan akan terdeteksi (Dengar, terasa, terkuasa).
Bukankah otak kita tidak pernah berhenti berpikir. Kapan otak kita berhenti utk mendengarkan Suara Tuhan? supaya tidak salah dengar suara kita sendiri. (ini pertanyaan)
Coba anda masing2 lakukan sekarang dalam jeda beberapa saat atau besok atau tunggu sudah bersih dan dengarkan Suara Tuhan (Bisikan, Pesan, Tanda) saat anda memohon sesuatu yg sangat Urgent utk mendapatkan petunjuk.
Andai memang Maksud dr Sis 555 (saya ngerti) Suara Tuhan tidak semestinya berwujud dgn kata yg disambung menjadi kalimat.
Suara Tuhan disini hanya satu arti dr sesuatu pesan atau tanda dr Tuhan yg dimana menjadi pedoman saat kita berdoa / memohon.
Bagaimana orang per orang mengklaim bahwa apa yg diucapkannya benar bersumber dr Tuhan utk diceritakan kepada orang lain, kalau memang Suara Tuhan tidak berbentuk kata dr kalimat. Kalau tidak berbentuk kata dan kalimat, bagaimana anda kita mendeteksinya makna yg terkandung. Bisakah makna ini diberikan sebagai pedoman bagi orang lain.
Andai ada yg mengklaim, apa yakin........ suatu akibat itu timbul dr perbuatan Tuhan yg baik. Sedangkan masalah kehidupan masih terus bergulir. Suatu saat yg benar bisa jadi salah dan yg salah bisa jadi benar. Dan apa yakin hanya kita yg mendapatkan makna dr Tuhan, orang lain tidak. (kitalah yg paling "Bersih" dan hanya kitalah yg benar adanya).
Dan makna yg kita dapat apa bisa kita berikan kepada orang lain yg ntb memiliki kasus dr kondisi dan kebutuhan pribadi yg berbeda.
Berarti kalau ditarik garis lebih panjang...., kita seharusnya tahu dan mengerti bagaimana kita harus memohon dan berdoa. Dan apa yg kita terima dan yg seharusnya kita berlakukan terhadap orang disekitar kita bahwa sesungguhnya Tuhan tidak pernah berbicara dgn saya, dia, mereka dan kalian semua. Yang ada hanya makna halus yg diresapi pribadi orang per orang.
Atau memang Tuhan bisa berkata-kata. Hanya Tuhan saja yg memilih siapa yg dipilih utk mendengarkanNYA. Kalau semua mengklaim "Itu Suara Tuhan buat saya", apa jadinya dunia ini.
Jadi sesungguhnya seperti apa Suara Tuhan atau Pesan Tuhan diperuntukkan agar dapat dipakai demi kebaikan kita secara pribadi/ (ini pertanyaan).
Kalau memang Tuhan bisa membisikan kata2, sungguh kasihan bagi orang yg belum tahu cara mendengarkannya yg terlarut dalam keCONGKAKan Hati atau KESOMBONGAN Hati.
Biasa orang seperti ini yg memposisikan diri paling benar dan paling tahu.
Maaf, itupun kalau memang kita bisa mendengar kata2 dr Tuhan.
Apakah kata2 dr Tuhan harus diterima dgn logika kita? (ini juga pertanyaan).