1. Tuhan dimana?
Sepasang suami isteri mempunyai dua anak laki-laki berumur 8 dan 10 tahun Arlnov dan Arinov. Keduanya sangat nakal, mereka selalu terlibat bila terjadi ketidakberesan di desa itu. Kedua orang tua itu hampir putus asa mendidik kedua anaknya. Ketika mereka mendengar Kyai di desa itu selalu berhasil mendisiplinkan anak-anak nakal, mereka membawa kedua anaknya ke Kyai itu.
Arlnov masuk duluan.
Kyai itu memandangnya dengan tajam dan bertanya, “Kamu tahu, Tuhan ada dimana?”
Arlnov kebingungan.
Kyai itu memperkeras suaranya, “Ayo, dimana Tuhan?”
Arlnov makin bingung.
Kyai itu menudingkan jarinya ke dahi anak itu dan berteriak, “Dimana Tuhan?”
Arlnov ketakutan dan lari keluar. Kakaknya yang masih di luar mengejar adiknya seraya bertanya, “Apa yang terjadi?”
Arlnov dengan ketakutan berkata, “Wah kita celaka, Tuhan telah hilang dan mereka menyangka kita yang mengambilnya.”
2. Sekarang Ajalmu baru tiba
Arlnov yang sedang menjelajah di pedalaman Amazon tiba-tiba saja sudah dikepung sekelompok primitif yang haus darah. Meski atheis, di hati kecilnya ia mengharap pertolongan Tuhan, karena dia sendirian saat itu.
“Oo… Tuhan matilah aku…”, gumamnya.
Tiba-tiba dari langit di atasnya ada kilatan cahaya, dan terdengar suara menggema:
“Tidak anakku…, ajalmu belum tiba. Ambillah batu di dekat kakimu itu dan pukul kepala pemimpin mereka yang tepat berdiri di depanmu itu.”
Arlnov pun mengambil batu dan menyerang pemimpin gerombol itu, dan memukulkan batu itu ke kepala si pemimpin sekuat tenaga… dan si pemimpin itu mati seketika. Dia berdiri di atas mayat si pemimpin.
Seketika itu juga 100 orang primitif itu mengepungnya dengan muka sangat marah karena melihat pemimpinnya terbunuh. Kilatan dari langit itu muncul lagi dengan suara menggema:
“Sekarang… baru ajalmu tiba anakku…”
3. Menemukan Yesus
Arlnov yang sedang mabuk ikut antrian orang yang akan dibaptis di suatu sungai. Ia berjalan menuju ke tepi sungai dan berdiri di samping pendeta.
Pendeta itu bertanya pada Arlnov yang mabuk itu, “Apakah kamu sudah siap menemukan Yesus?”
Arlnov menjawab, “Ya pendeta.”
Pendeta itu membawa Arlnov ke sungai dan membenamkan kepalanya selama beberapa detik, lalu menariknya keluar kembali.
“Sudahkah kamu menemukan Yesus?” Tanya pendeta itu.
“Belum pendeta, belum,” jawab Arlnov.
Pendeta itu kembali membenamkan kepala Arlnov sedikit lebih lama lalu mengentaskannya dan bertanya, “Sekarang, saudaraku, sudahkan kamu menemukan Yesus?”
“Belum pendeta, belum.”
Pendeta itu dengan jengkel membenamkan lagi Arlnov lebih lama lagi lalu ia bertanya dengan nada keras, “Sudah kau temukan Yesus belum?”
Arlnov mengusap matanya dan bertanya pada pendeta itu, “Yakinkah bapak bahwa ia tenggelamnya di sini?”