Mayor Arlnov adalah perwira TNI AD keturunan Bulgaria (ato Bugilria? saya lupa) yang menganut paham atheis. Pada suatu hari ia memimpin anak buahnya mendaki sebuah bukit di pinggir kota Malang. Dari puncak bukit itu dapat dilihat dengan jelas sekali kota Malang terbentang dibawahnya.Ketika pasukan itu sedang duduk istirahat, mayor ini berpikir alangkah baiknya kalau kesempatan ini dipergunakaannya untuk memberikan sedikit indoktrinasi mengenai atheisme kepada anak buahnya.
Mayor Arlnov berkata: “Para prajurit yang perkasa,apakah engkau melihat gedung parlemen di bawah sana,sebelah kiri,tempat para pemimpin negara memutuskan perkara-perkara yang penting untuk kita?” Anak buahnya serentak berkata: ‘Ya pak mayor, kami dapat melihatnya dengan jelas.” “Bagus,” kata Mayor Arlnov, “Sekarang arahkan pandanganmu kesebelah kanan dan lihatlah disana stadion olahraga di mana para atlet kita berjuang sebagai duta-duta olahraga Indonesia?” Anak buahnya juga serentak menjawab: “Ya kami melihatnya dengan jelas.”
Mayor Arlnov tersenyum dan melanjutkan: “Sekarang coba lihat di bagian tengah agak ke ujung ada bangunan besar yang disebut Gereja atau Katedral kuno, apakah kalian juga dapat melihatnya?” Para anak buah sekali lagi menjawab: ”Ya pak mayor, kami melihatnya.”
Akhirnya Mayor Arlnov mengeluarkan apa yang menjadi inti sari ajaran atheisnya: “Gereja itu dapat kamu lihat,tetapi apakah kalian melihat Tuhan ada disitu?” Para anak buah menjawab:”Tidak pak Mayor, kami tidak melihat Tuhan.” Mayor Arlnov menegaskan: “Sebab kamu tidak dapat melihat Tuhan,maka Tuhan itu tidak ada, mengertikah kamu semua?” Anak Buah Mayor ini tidak ada yang menjawab…mereka semua terdiam seribu bahasa….
:
Lalu seorang anak buahnya berpangkat kopral memberanikan diri untuk menjawabnya dan berkata: “Maaf pak Mayor, bolehkah saya juga memberikan sedikit uraian untuk menghangatkan suasana yang agak dingin dipuncak bukit ini?” Mayor Arlnov berkata: ”Silahkan,engkau bebas berkata-kata.”
Kopral ini berdiri di depan teman-temannya dan berkata: “Teman-teman apakah kalian melihat tanda pangkat atasan kita yang diperolehnya dengan gagah perkasa?” Teman-temannya semua menjawab: “Ya, kami dapat melihatnya dengan jelas.” Si Kopral melanjutkan: “Baiklah, sekarang aku bertanya lagi,apakah kalian melihat sabuk dan pakaian seragam pak Mayor kita ini?” Teman-temannya menjawab: ”Ya kami dapat melihatnya dengan jelas.” Kopral ini melanjutkan: ”Sekarang arahkan pandanganmu ke atas dan perhatikan baret hijau yang dipakai oleh pak Mayor atasan kita ini,apakah kalian melihatnya dengan jelas?” Teman-temannya sekali lagi menjawab: ”Ya,tentu saja kami dapat melihatnya dengan jelas.”
Si kopral tersenyum dan ahkirnya ia berkata: ”Sekarang pertanyaan terahkir ,kepala dan baret hijaunya dapat kalian lihat, apakah pikiran pak Mayor juga dapat kalian lihat?”. Teman-temannya serentak menjawab: ”Tidak,kami tidak dapat melihat pikiran pak Mayor.” Kopral yang bijaksana itu meneruskan: ”Kalau begitu,karena kalian tidak dapat melihat pikiran pak Mayor, maka pak mayor kita ini juga sebenarnya tidak ada!” Teman-temannya semua terdiam seribu bahasa.
: