Fuerbach menguraikan begini : "Agama adalah kelakuan manusia terhadap dirinya sendiriatau lebih tepat terhadap hakikatnya sendiri. Akan tetapi perlakuan terhadap hakikatnya adalah seperti terhadap makhluk lain.
Hakikat Ilahi tidak lain adalah hakikat manusia atau lebih tepat hakikat manusia dilepaskan dari batas2 manusia individual,menjadi nyata, jasmaniah, diobjektifkan, artinya dipandang dan dipuja sebagai makhluk lain yang berbeda darinya. Karena itu hakikat Ilahi adalah ciri hakikat manusia.
(dikutip dari Wenger 121(yang dikutip lagi oleh Rm. Franz Magnis-Suseno SJ. dalam bukunya yang berjudul "Pemikiran Karl Marx-Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme" hal 68-69)
oleh karena itu Fuerbach berpendapat bahwa manusia hanya dapat mengakhiri keterasingannya dan menjadi diri sendiri apabila ia meniadakan agama. Ia harus menarik agama ke dalam dirinya sendiri. Ia haru s menolak kepercayaan pada Tuhan Yang Mahakuat, Mahaadil, Mahabaik, Mahatau, supaya ia sendiri menjadi kuat, adil, baik dan tahu. Mausia harus membongkar agama agar dapat merealisasikan potensi-potensinya. Teologi harus menjadi Antropologi
sombong sekali ya si Fuerbach itu.. :)
"Jiwa manusia, apabila telah terputus tali-tali ikatannya, kemudian tidak diikat dengan satu peraturan yang dapat mengatur segala macam urusan kehidupannya dan memusatkan kekuatannya, maka perasaan dan pikirannya akan sama seperti biji-bijian yang bercerai berai, tertumpah berserakan. Tidak ada kebaikan sama sekali padanya, serta tidak memiliki kekuatan sedikitpun". (Muhammad Al-Ghazali)
Ilustrasi dari ayat2x Al Qur'an :
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (AL BAQARAH (Sapi betina) ayat 30)
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur {1536} yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. (AL INSAAN (MANUSIA) ayat 2)
Maka Kami berkata: "Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka. (THAAHAA ayat 117)
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah {36} kamu kepada adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (AL BAQARAH (Sapi betina) ayat 34)
Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". (AL A'RAAF (Tempat tertinggi) ayat 12)
Allah berfirman: "Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?". (SHAAD ayat 75)
iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya {529} sampai waktu mereka dibangkitkan". (AL A'RAAF (Tempat tertinggi) ayat 14)
iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, (AL A'RAAF (Tempat tertinggi) ayat 16)
iblis berkata : "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, (AL HIJR ayat 39)
Dia (iblis) berkata: "Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil". ( AL ISRAA' (Memperjalankan di malam hari ) ayat 62)
Dan tidak adalah kekuasaan iblis terhadap mereka, melainkan hanyalah agar Kami dapat membedakan siapa yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat dari siapa yang ragu-ragu tentang itu. Dan Tuhanmu Maha Memelihara segala sesuatu. (SABA' (KAUM SABA') ayat 21)
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah {767}. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan {768} yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. ( AR RA'D (GURUH) ayat 11)
Tiada yang mereka nanti-nantikan melainkan datangnya Allah dan malaikat (pada hari kiamat) dalam naungan awan {131}, dan diputuskanlah perkaranya. Dan hanya kepada Allah dikembalikan segala urusan. (AL BAQARAH (Sapi betina) ayat 210)
Intinya :
Diturunkannya manusia kemuka bumi ini adalah untuk menjadi khalifah yang mengelola bumi tempat manusia tinggal. Dimuka bumi ini, manusia diuji dengan ujian dan larangan.
Syaitan yang terkutuk, sudah kepalang basah mendapat murka dari Tuhan karena kesombongannya dengan tidak mematuhi perintah- Nya. Oleh karena itu, syaitan dengan segala daya upaya dari halus sampai yang kasar, yang nyata maupun yang ghaib berusaha dengan sekuat tenaga mengalihkan manusia untuk menolak serta tidak mematuhi perintah Tuhan.
Kesombongan Fuerbach dengan menyatakan bahwa tidak diperlukannya Tuhan didalam setiap langkah hidupnya sudah membuktikan bahwa hatinya sudah ditipu oleh setan.
manusia suka / tidak suka, pasti butuh Tuhan.
Saya kurang setuju kalau agama diistilahkan ibarat candu bagi manusia, mungkin itu hanya pernyataan dari manusia yang percaya akan keberadaan akan Tuhan, tetapi tidak mau repot2x melakukan perintah Tuhan.
Saya pernah menyatakan bahwa kepercayaan terhadap agama adalah merupakan makanan bagi hati manusia. Kalau kita haus & lapar, tentu kita pasti mencari makanan untuk menghilangkan rasa lapar & haus.
Begitu juga dengan hati : Hati manusia yang lapar otomatis berusaha mencari asupan makanan tanpa kita sadari. Lalu, apabila kita jauh dari mengingat Allah yang memiliki segudang makanan bergizi bagi hati manusia, maka makanan yang masuk kedalam hati manusia tersebut bisa jadi di supply oleh Iblis, yang memang sudah berjanji akan menyesatkan umat manusia hingga akhir zaman.
Hati yang sudah dicekoki dengan makanan dari iblis itu tentu saja lambat laun akan sakit dan mati.
Matinya hati, jika hati tersebut sudah menjadi keras & membatu, sehingga tidak mau lagi menerima makanan bergizi dari Allah.
Itulah sebabnya, mengapa orang yang menyangsikan kekuasaan Tuhan, sulit sekali untuk menerima hidayah dari Nya. Terkadang hanya sekedar percaya bahwa Tuhan itu ada, tapi atas nama solidaritas keberagaman agama di dunia, mereka tidak mau pusing mempraktekkan aliran agama tertentu yang membuat mereka merasa eksklusif terjebak didalam satu golongan saja. Dan akhirnya mereka terjebak dalam tipu daya syaithon. Menjelang ajal menjemput, dimana seluruh anggota tubuh sudah terbujur kaku, dan ditampakkan kepada manusia fakta dan makna kehidupan yg sesungguhnya, baru mereka menyesal..
dan penyesalan selalu datang terlambat.. :)