
Internet bukan hanya bisa digunakan sebagai ajang untuk berbuat dosa, tetapi bisa juga untuk membangun "Gereja Cyber". Untuk membangun Gereja Cyber tidak dibutuhkan izin cem-macem. Di samping itu, kita tak perlu mengemis kepada umat untuk mendapatkan duit.
Hampir tiap gereja sudah memiliki homepage. Hanya gereja-gereja kuper yang belum memilikinya. Oleh karena itu, apa salahnya kita mulai membangun Gereja Cyber Gn atau www.Gereja-Intemet-Indonesia.Com.
Gereja Cyber bisa didesain dan dibangun seenak udel kita. Mau yang tujuh tingkat, mau ala istana di Las Vegas, ala Bait yang di Yerusalem, atau yang pakai cat emas. Semua serba mungkin. Yang penting arsiteknya menguasai bahasa HTML. Agar gerejanya tak dibakar atau dirusak, harus dilengkapi tembok pengaman-program Antivirus tujuh lapis.
Keuntungan pertama yang bisa didapatkan dari Gereja Cyber, orang bisa berdoa dengan tenang karena tidak akan terganggu jemaat lain yang berbahasa lidah/Roh.
Kebaktian atau misa selalu dimulai dengan Cliek Here atau Klik di Sini. Dan Gereja Cyber hanya bisa dibuka pada hari Minggu atau hari Sabat. Selain hari-hari itu, Anda hanya akan menemukan tulisan "The page cannot be found".
Persembahan bisa dilakukan ala e-comerce dengan menggunakan kartu kredit atau kerja sama dengan www.E-bay.com. Jadi, bisa langsung ketahuan jemaat mana yang pelit ato kagak pemah mo ngasih perpuluhan. Doa bisa dikirim via e-mail. Hanya sayang www.God.org maupun www.doa.com masih dalam status "For Sale". Dan, naskah doanya tinggal nyontek. Kagak perlu mikir, hanya pijat tombol Copy, Paste, dan Send. Jangan lupa menyediakan tempat persekutuan doa di www.persekutuan.com.
Jemaat yang bisa masuk jelas hanya orang dari golongan lumayan "The Have", karena harus punya komputer, modem, dan kartu kredit.
Pemimpin pujian bisa oleh Elvis atau Herlin atau Madonna. Tinggal pilih melalui media-player, Oleh karena itu, setiap jemaat diwajibkan men-download Real Player. Puji-pujiannya akan dilakukan dengan MP3 yang sudah diprogram dengan sistem karaoke, sehingga jemaat tak perlu iri kepada mereka yang selalu dipilih untuk nyanyi dan tampil di atas podium. Dan, jemaat akan menjadi lebih pandai mengetik 10 jari, bahkan pendetanya bisa merangkap jadi programmer.
Bagi jemaat yang bandel ato kagak pemah mo ngasih perpuluhan, akan dikirim "The Holy Virus", sehingga bisa diusir secara halus tanpa perlu melalui khotbah yang keras lagi.
Pendetanya tak perlu pilih kasih kalau mau berkunjung ke jemaat yang berduit, karena kunjungan bisa dilakukan pada saat bersamaan kepada semua anggota jemaat tanpa pandang objeknya domba gemuk, kurus, sakit, budukan, atau korengan.
Gosip antarumat bisa lebih cepat disebarluaskan seperti virus dan lebih seru lagi, sebab sampai saat ini belum ada program penangkal gosip (Software Anti Gosip). Jemaat bisa menyebarluaskan gosip melalui Chat-Room di www.gereja.com.
Pendetanya akan mengenal semua nama dombanya yang selalu mengandung huruf "@". Tapi kalau mau konsultasi pribadi, jemaat bisa mengubah nama maupun identitasnya agar tak ketahuan belang dan bobroknya.
Beginilah enaknya Gereja Cyber. Kalau lagi sebal sama yang khotbah, kita bisa melakukan apa saja.
Kehadiran jemaat tidak akan tergantung pada cuaca lagi, melainkan PLN atau sambungan telepon.
Persekutuan malam dilakukan secara maya. Bagi mereka yang hobi tampil dan ingin memberikan kesaksian, dipersilakan memberikan kesaksian atau sharing di depan digital kamera internet. Tepuk tangan maupun seruan "haleluya" dari jemaat pun bisa di program.
Untuk rapat para penatua gereja/diaken, bisa dilakukan via net meeting, karena para penatua/ diaken gereja hanya terdiri dari internet administrator, web designer, web developer maupun programmer. Selain mereka, tak ada yang bisa masuk nominasi sebagai diaken gereja.
Keuntungan bagi jemaat, bila sudah bosan dengan pendeta/gerejanya, tinggal ganti atau ubah gereja dengan menggunakan bantuan search engine. Dan bila khotbahnya membosankan, tinggal tekan tombol Stop atau Del. Kalau ketiduran, dengkur kita tidak akan terdengar oleh jemaat di sebelah.
Jemaat bisa jadi lebih fleksibel, tidak tergantung jam maupun tempat kebaktian, bisa masuk "Kapan saja dan di mana saja". Lamanya khotbah pun bukan ditentukan atau dimonopoli Pak Pendeta yang sering lupa waktu. Di samping itu, jemaat tidak perlu pusing membawa Kitab Suci yang berat-berat, tinggal down load "Online Bible". Dan, perkataan "amin" bisa diganti dengan "Send".
Kalau kita bisa melakukan perjudian, seks, atau pernikahan secara online, mengapa kita tidak bisa dibaptis atau dipermandikan secara online melalui Gereja Cyber-dengan air maya? Begitu juga dengan urapan minyak.
Bagi yang hobi berziarah, tiap Minggu bisa mengikuti kebaktian di mancanegara. Minggu ini di Vatikan, esok di New York, esoknya lagi di Amsterdam. Jadi kagak perlu berjemaat di Tanah Abang atau di Pasar Rumput terus-menerus.
Bahkan kalau hari Natal Anda bisa ikut kebaktian di Betlehem, kalau Paskah di Yerusalem. Asyik kan? Berziarah ke Lourdes pun oke. Jangan lupa, kalau sudah sampai di sono, kirim kartu pos ke sanak keluarga di tanah air dan bawa jerigen untuk nampung air.
Yang jadi masalah saat ini, programmemya lagi mengalami kesulitan memprogram teks untuk bahasa Roh. Mungkin ada rekan yang bisa memberikan saran dan masukan. Apakah bahasa Roh bisa disamakan dengan teks yang sudah kena virus sehingga kagak jelas maknanya?
Omong-omong, apakah jemaat dari Gereja Cyber bisa diterima di surga atau kagak? Dan, mungkin ada usulan lain untuk Gereja Cyber? Bagaimana kalau Mang Ucup diangkat menjadi uskup pertama dari Gereja Cyber?