Adapun shalat yang dilakukan oleh umat KOS adl sbb :
Dalam Gereja Orthodox sesuai dengan data-data Alkitab baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, menyebutkan bahwa sholat itu dilakukan 7 kali dalam sehari (Mzm.119) berdasarkan urutan waktu dan masing-masing sholat itu mempunyai makna theologis di sekitar Inkarnasi Sang Sabda dan karyaNya, sedangkan nama-nama sholat tersebut adalah sebagai berikut :
1. “Sholat Jam Pertama” (“Sembahyang Singsing Fajar”, “Orthros”, “Matinus”, “Laudes”) atau “Sholatus Sa’atul Awwal” (“Sholatus Shakhar”), yaitu ibadah pagi sebanding dengan “Sholat Subuh” dalam agama Islam (jam 5-6 pagi).
Data ini diambil dari Kitab Keluaran 29-41 berkenaan dengan ibadah korban pagi dan petang, yang dalam Gereja dihayati sebagai peringatan lahirnya Sang Sabda Menjelma sebagai Sang Terang Dunia (Yoh.8).
2. “Sholat Jam Ketiga” (“Sembahyang Jam Ketiga”, “Tercia”) atau “Sholatus Sa’atus Tsalitsu”, sholat ini sebanding dengan “Sholat Dhuha” dalam agama Islam meskipun bukan sholat wajib (jam 9-11 pagi).
Ini terungkap dalam Kitab Kisah Para Rasul 2,15 yang mempunyai pengertian penyaliban Yesus dan juga turunnya Sang Roh Kudus (Mrk.15; Kis.2-12,15). Itu sebabnya dengan sholat ini, kita teringatkan agar mempunyai tekad dan kerinduan untuk menyalibkan dan memerangi hawa nafsu sendiri, agar rahmat Allah dalam Roh Kudus melimpah dalam hidup.
3. “Sholat Jam Keenam” (“Sembahyang Jam Keenam”, “Sexta”) atau “Sholatus Sa’atus Sadis”. Ini nyata terlihat dalam Kisah Para Rasul 10 dan sholat ini sebanding dengan “Sholat Dzuhur” dalam agama Islam (jam 12-1 tengah hari),
yang mempunyai makna sebagai peringatan akan penderitaan Kristus di atas salib (Luk.23-45), dan pencuri yang disalib bersama-sama Kristus bertobat. Berpijak dari makna ini, kitapun diharapkan seperti pencuri selalu ingat akan hidup pertobatan dan selalu memohon rahmat Ilahi agar mampu mencapai tujuan hidup yaitu masuk dalam kerajaan Allah.
4. “Sholat Jam Kesembilan” (“Sembahyang Jam Kesembilan”, “Nona”) atau “Sholatus Sa’atus Tis’ah” (Kis.3) sebanding dengan “Sholat Asyar” dalam agama Islam (jam 3-4 sore).
Sholat ini dilakukan untuk mengingatkan saat Kristus menghembuskan nafas terakhirNya di atas salib (Mrk.15-37), sekaligus untuk mengingatkan bahwa kematian Kristus di atas salib adalah untuk menebus dosa-dosa, agar manusia dapat melihat dan merasakan rahmat Ilahi.
.5. “Sholat Senja” (“Sembahyang Senja”, “Esperinos”, “Vesperus”) atau “Sholatul Ghurub”. Sholat ini sebanding dengan “Sholat Maghrib” dalam agama Islam (kira-kira jam 6 sore), sama seperti sholat jam pertama, sholat ini dilatar belakangi oleh ibadah korban pagi dan petang yang terdapat dalam Kitab Keluaran 29-41.
Makna dan tujuan sholat ini adalah untuk memperingati ketika Kristus berada dalam kubur dan bangkit pada esok harinya, seperti halnya matahari tenggelam dalam kegelapan untuk terbit pada esok harinya.
6. “Sholat Purna Bujana” (“Sholat Tidur”, “Completorium”) atau “Sholatul Naum” (Mzm.4). Sholat ini sebanding dengan “Sholat Isya” dalam agama Islam (jam 8-12 malam),
yang mempunyai makna untuk mengingatkan bahwa pada saat malam seperti inilah Kristus tergeletak dalam kuburan dan tidur yang akan dilakukan itu adalah gambaran dari kematian itu.
7. “Sholat Tengah Malam” (“Sembahyang Ratri Madya”, “Prima”) atau “Sholatul Lail” atau “Sholat Satar” (Kis.16). Sholat ini sebanding dengan “Sholat Tahajjud” dalam agama Islam.
Sholat tengah malam ini mengandung pengertian bahwa Kristus akan datang seperti pencuri di tengah malam (Mat.24; Luk.21; Why.16), hingga demikian hal itu mengingatkan orang percaya untuk tetap selalu berjaga-jaga dalam menghidupi imannya.
Sebelum melakukan ibadah sholat tersebut di atas, menurut Tradisi Gereja dan Alkitab, sebagaimana saudara kita kaum Muslim jika mau sholat harus “bersuci” lebih dulu, umat Kristen Orthodoxpun juga “bersuci” sebelum menunaikan sholat yaitu dengan jalan membasuh telapak tangan, membasuh wajah dan kepala, membasuh tungkai kaki, serta seluruh kaki. Ini semua tertulis dalam Kitab Mazmur 26-12. Sedangkan “kiblat” sewaktu sholat adalah menghadap ke Timur. Karena Ka’bah Baitullah di Yerusalem itu digenapi oleh Kristus sendiri (Yoh.2-21), artinya Yesus Kristuslah sekarang Ka’bah atau Baitullah yang hidup itu. Dengan demikian orang Kristen harus berkiblat kepadaNyalah jika bersholat.
Pertanyaan saya yang mendasar :
Bila Yesus mengajarkan dan mewartakan perintah shalat tersebut, maka pada saat beliau memberikan pengajarannya, apakah beliau mengetahui peristiwa atas kematian dan kebangkitannya sendiri pada saat peristiwa tersebut belum terjadi ?
pun, jika beliau mengetahui hal tersebut, apakah para muridnya tidak siaga satu dalam melindungi beliau ?
:)
Sungguh disayangkan niat shalat sebagaimana yang tertuang didalam injil tsb dilafalkan dan ditafsirkan secara berbeda dengan cara yang sangat mendasar bukan ? ....
Apa bisa jujur mereka dlm berdakwah yg benar dan terhormat sesuai aturan kitabnya ?
Soalnya sering melihat tsb, bahkan petinggi rohaniawan mereka memperbolehkan dlm berbohong utk kemajuan agamanya.
Pertanyaan mas Harakanan terjawab dengan postingan soal niat shalat yang dilakukan oleh KOS diatas kah ? :)