hmm, mbak cuma bisa bilang .. kalau mengobok obok kasus didalam air keruh, yang ketemu cuma kotorannya..
tapi kalau mau menelusuri kasus itu hingga sampai pada sumber mata airnya,
maka kita akan bisa melihat dipersimpangan mana kotoran itu ikut mencemari air yang sedang mengalir itu.. :)
Ada satu contoh; mbak mohon ma'af sebelumnya ya, ini hanya sekedar untuk membuka wacana dari pertanyaan kamu :
sejarah gelap para paus
sekarang mbak mau tanya, dalam porsi kasus yg lebih parah ini, ajaran Yesus yg salah, atau Pausnya yang salah? :
Dapet pointnya nggak... :) butuh hati dan fikiran yang jernih untuk melihat suatu masalah dihadapan kita kan ? :)
yg bisa baca harap dibaca itu dengan baek :)
jd mau lihat orangny atau agama nya..... :)
kalau mau lihat orangnya hayu mari rame rame setuju. agama anda ajarkan pedofilia di gereja, sex bebas di gereja, bunuh anak kecil .. minum minuman keras walau depan orang khutbah.. dll... dan kita rentet mana yg lbh parah....
jd sepakati aja dulu mau liat orangnya atau bicara agama... :)
: . . . . . agak sedikit membingungkan sih . . . .
permasalahannya bukan pada pilihan perbuatan Oknum, agama yang dianut atau benar isinya atau salah isinya . . .
dari awal saya mengajukan bagaimana anda-anda umat muslim menyikapinya dengan menjawab 3 pertanyaan saya diatas? , bukan membanding-bandingkannya atau menyudutkan anda-anda sebagai pemilik agama tersebut . . . . .
saya tertarik dengan kesimpulan dari link yang diberikan mba 555 . . .
Kaum Muslim, perlu mengambil hikmah dari kasus kejahatan para pemimpin Gereja ini. Ketika para tokoh agama tidak mampu menyelaraskan antara ucapan dan perilakunya, maka masyarakat akan semakin tidak percaya, bahkan bias “alergi” dengan agama. Jika orang-orang yang sudah terlanjur diberi gelar -- atau memberi gelar untuk dirinya sendiri – sebagai “ULAMA”, tidak dapat mempertanggungjawabkan amal perbuatannya, maka bukan tidak mungkin, umat akan hilang kepercayaannya kepada para ulama. Mereka akan semakin jauh dari ulama dan lebih memuja selebriti – baik selebriti seni maupun politik.
Kasus yang menimpa sejumlah tokoh agama Katolik itu dapat juga menimpa agama mana saja. Jika tokoh-tokoh partai politik Islam tidak dapat memegang amanah -- sibuk mengeruk keuntungan pribadi dan kelompoknya, tak henti-hentinya mempertontonkan konflik dan pertikaian -- maka bukan tidak mungkin, umat akan lari dari mereka dan partai mereka.
Jika para pimpinan pesantren tidak dapat memegang amanah, para ulama sibuk mengejar keuntungan duniawi, dan sebagainya, maka umat juga akan lari dari mereka. Jika orang-orang yang dianggap mengerti agama tidak mampu menjadi teladan bagi masyarakat, tentu saja sulit dibayangkan masyarakat umum akan sudi mengikuti mereka.
sulitkah menjawab dengan pendapat pribadi anda masing-masing ?? :
mohon tanggapi tread saya dengan kepala dingin, simple kok