iman itu adalah sebuah keyakinan.
manusia beriman = manusia yang punya keyakinan.(islam,hindu,buddha,kejawen,kristen,ahmadiyah,dll)
manusia yang menjalankan itu disebut taqwa(sudah ada tuntunan nya pada setiap agama,kalau hindu namanya dharma,kalau dalam islam rukun islam,dll)
kalau yg dipanggil itu adalah "Wahai yang beriman" seharusnya berarti "wahai yang mempunyai keyakinan"(entah itu kristen,buddha,hindu,kejawen,dll)....
jadi mungkin permasalah2an ini terjadi bukan karena kurangnya manusia beriman,tapi kurangnya manusia bertaqwa.
Ketaqwaan itu khan produk dari puasa Ndan :
Al Baqarah 183 Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa
Apabila kita beriman, bukan sekedar penyebutan saja.
Pasti kita menyadari bahwa Allah dan malaikat senantiasa mengawasi kita, hati dan pikiran kita akan sadar Allah ada di dekat kita.
sehingga telanjang pun walau di kamar mandi sendiri kita akan merasa malu yang luar biasa. tapi adakah kita pernah merasakan hal yang demikian.
(atau memang kita punya perilaku narzis dihadapan Allah SWT :)
Kita malu telanjang di kamar mandi karena kita merasa diawasi?
apalagi sampai berbuat tindakan korupsi, pasti perasaan malu yang luar biasa, akan ada (harus ada)
makanya saya yakin. manusia2 yang mengaku beragama islam saat ini hanya sekedar penyebutan saja beriman.
mereka sebenarnya tidak beriman. ustad yang secara sadar meminta bayaran atas kewajibannya memberi pencerahaan kepada sesama Muslim, artinya dia tidak memiliki iman.
Ilmu agama sekarang saja sudah dijadikan ajang bisnis.
padahal itu kewajiban mereka untuk mengajar yang kurang memiliki pemahaman Islam.
dengan alasan untuk menghidupi anak isteri dirumah
kenapa jadi ustadz, gak jadi pengusaha saja.
kenapa masuk pesantren, tidak masuk Perguruan Tinggi Ekonomi aja :
ini ustads yang tidak memiliki keimanan
anak dirumah itu sudah dijamin oleh Allah SWT atas rejekinya. itu adalah Iman
Apabila Seorang yang mengaku beriman dan secara sadar melanggar perintah Allah SWT, itu berarti sengaja melawan Allah SWT. dia Beriman tapi dia seorang Pemberani, memiliki Nyali yang sangat hebat (luar biasa)
kalau Puasa itu diartikan = menahan haus dan lapar....
maka lakukanlah puasa yang seperti itu.
kalau Puasa itu diartikan = latihan menahan/mengendalikan hawa nafsu.
semoga latihan itu dapat membawa hasil.....lah kalo tiap tahun disuruh latihan melulu....wah itu mah ngerjain.
bisa jadi para ustad/ulama itu ngerjain anda,bisa jadi karena mereka ga paham.
dari ujung dari ayat 183 itu kan agar kamu bertaqwa.(ini kuncinya).
sama seperti Hei makanlah obat itu agar kamu cepat sembuh....nih kalo orang bego ga tahu gunanya mengapa dia makan obat...maka dia akan selalu makan obat tanpa henti.
sembuh dan taqwa itu kan yg hanya bisa mengetahui cuma diri......
jadi bertaqwalah sesuai dengan petunjuk agama masing2....udah lengkap semua kok....baik islam,kristen,hindu.buddha,dll.
jadi islam ga perlu ngajarin kristen,kristen ga perlu ngajarin islam,buddha ga perlu ngajarin isllam,sebaliknya dan seterusnya.
sekali lagi ,,,iman itu keyakinan....semua makhluk itu beriman(punya keyakinan)...disini juga ada kadarnya.
walaupun iman seseorang itu tinggi tapi ga ada ujud taqwanya....berarti kan belum sempurna sebagai manusia.
Keyakinan yang memang berakibat perpecahan dan bentrokkan dan penyalah artian dari berbagai macam tafsir... :