JBekasi-Yustisi.com:
Sedikitnya 400 personel Kepolisian Resort (Polres) Metro Bekasi dikerahkan untuk pengamanan bentrokan antar massa Front Pembela Islam dan jemaat gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pondok Timur Indah, Minggu (1/8).
Bentrokan disebabkan jemaat HKBP menggunakan tempat kebaktian yang dinilai tidak berizin. Kejadiannya berawal saat para jemaat tengah kebaktian.
Sekitar 200 massa ormas itu tiba-tiba mendatangi lokasi kebaktian di lahan kosong Kampung Ciketing Asem, Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi, Jawa Barat, itu. Mereka meminta jemaat membubarkan diri.
Permintaan ditolak jemaat. Mereka melanjutkan kebaktian yang dipimpin Pendeta Luspida tersebut. Penolakan ini membuat massa FPI marah. Sekitar 400 personel polisi akhirnya membuat lingkaran memakai tameng besi.
Di dalam lingkaran tersebut, para jemaat melanjutkan kebaktian. Mereka menyanyikan lagu-lagu pujian kepada Tuhan. Semakin diminta bubar, suara pujian mereka semakin keras sehingga ormas Islam pun kian marah.
Massa ormas Islam menerobos barikade polisi. Baku pukul antar kedua kelompok tidak terhindarkan. Beberapa jemaat gereja perempuan berlari sambil menangis dan meminta perlindungan polisi.
Bentrokan itu, menurut Ketua FPI Bekasi Raya, Murhali Barda, disebabkan jemaat gereja HKBP tidak menaati aturan. Sikap jemaat HKBP yang bersikeras melakukan kebaktian tanpa izin– merupakan aksi provokasi agar umat Islam melakukan aksi anarkis sehingga jemaat gereja merasa dizolimi.
“Ini provokasi seakan mereka dizolimi. Inilah yang dijual ke masyarakat luas,” jelas Murhali, Minggu (1/8).
Sebelumnya, Pendeta Luspida mengemukakan lahan yang digunakan untuk kebaktian milik jemaat HKBP. Untuk itu, mereka sah memakai lahan tersebut untuk kegiatan peribadatan.
“Kami telah mengurus izin tetapi belum direspon,” tambahnya. yeh