
Melihat keberhasilannya berduet dengan Inneke, Zakaria kemudian menyarankan Oma juga berduet dengan Wiwiek Abidin untuk mengikuti lomba menyanyi di Singapura 1971. Oma-Wiwiek berhasil menjadi juara.
Duet Oma-Inneke juga diiringi Band Galaxy pimpinan Jopie Item dalam rekaman. Dengan pakem musik rock, Jopie mengiringi Oma menyanyi sendirian dengan pekik dan teriakan. Kemudian diteruskan Oma setelah mendirikan Soneta, misalnya, dalam lagu Mari Gembira meniru seruan yang biasa dilakukan penyanyi rock di luar syair lagu.
Sampai kemudian Rhoma memilih mendirikan grup musik Melayu, Soneta. Ia menyuntikkan musik rock dalam album dangdutnya yang pertama berjudul Begadang, yang berisi lagu-lagu Begadang, Sengaja, Sampai Pagi, Tung Kripit, Cinta Pertama, Kampungan, Ya Le Le, Tak Tega, Sedingin Salju. Akibatnya, Rhoma menyulutkan pro dan kontra. Komunitas dangdut banyak yang keberatan, sementara itu kalangan pemusik rock menerima dengan sinis.
Album rekamannya menjadi arus yang memutar roda industri musik semakin kencang, setelah Begadang menjadi sangat populer, menyusul Penasaran (1976), Rupiah (1976), Darah Muda (1977), Musik (1977), 135 Juta (1978), Santai (1979), Hak Azazi (1980), Begadang II (1981), Sahabat (1982), hingga Indonesia (1983), yang semuanya diproduksi Yukawi Corporation. Perusahaan rekaman ini kemudian menjadi Soneta Records, milik Rhoma.
Langkah Rhoma semakin tegap. Film-filmnya Oma Irama Penasaran (1976), Gitar Tua Oma Irama (1977), Darah Muda (1977), Rhoma Irama Berkelana I (1978), Rhoma Irama Berkelana II (1978), Begadang (1978), Raja Dangdut (1978), Cinta Segitiga (1979), Camelia (1979), serta Tabir Biru (1984) diteruskannya dengan penerbitan soundtrack yang laris manis.
Dalam Darah Muda, Rhoma bahkan menggandeng Ucok Harahap, yang bersama grup AKA-nya pernah bertarung dengan Soneta di atas panggung. Pertarungan musik rock dan dangdut juga adalah inti cerita film ini. Film-filmnya Rhoma tidak salah jika dikatakan sebagai film musik rock bernapas Islam yang pertama di dunia. Terutama Perjuangan dan Doa, yang mengisahkan perjalanan Rhoma dan Orkes Melayu Sonetanya ke berbagai daerah sambil berdakwah. Tujuh lagu yang dalam film ini semakin meyakinkan Rhoma bahwa dengan dangdut-rocknya, dia juga bisa menjalankan misi agama.
Meskipun, lagi-lagi, Rhoma diterpa berbagai komentar yang tidak setuju dengan langkahnya. Sebuah pendapat muncul, misi dakwah melalui musik dan film seperti yang telah ditampilkan Rhoma sebagai tindakan yang tidak terpuji. Sebab, masyarakat menilai Rhoma lebih condong pada komersialisasi di samping penampilan Rhoma tidak ubahnya seperti Elvis Presley.
KARIER sang Raja Dangdut memang meluncur ke puncak tangga popularitasnya. Meski sempat menerima berbagai ejekan karena memadukan dangdut dengan rock, pada akhirnya lagu melayu gaya Rhoma Irama itu menjadi arus tersendiri. Ia bahkan mendapat julukan sebagai sang revolusioner dunia dangdut Indonesia. Meskipun ia kemudian memantapkan diri menjadi Voice of Moslem, kehidupan pribadinya ternyata dipenuhi dengan kontroversi seputar wanita-wanita yang berada di sekelilingnya.
Rhoma mencanangkan semboyan Voice of Moslem pada 13 Oktober 1973. Hal inilah yang kemudian menjadi agen pembaharu musik melayu, yaitu memadukan unsur musik rock dalam musik melayu serta melakukan improvisasi atas syair, lirik, kostum, dan penampilan di atas panggung.
Pergaulan Rhoma bukan hanya terbatas dengan seniman dangdut atau melayu. Ia juga bergaul luas dengan pemusik pop dan rock. Pergaulannya dengan pemusik pop dan rock juga yang mempertemukan dirinya dengan pemimpin band perempuan Beach Girls, Veronica Agustina Timbuleng. Pernikahan Rhoma dan Veronica yang dilakukan pada 1972 itu menghasilkan tiga anak, yaitu Debbie Veramasari, Fikri Zulfikar, dan Romy Syahrial.
Arus industri musik juga membawa Rhoma dan Vero bertrio dengan Debbie, mengikuti sukses Chicha dengan lagu "Heli" dan Yoan dengan "Si Kodok" pada 1976.
Namun pernikahannya dengan Vero itu hanya bertahan selama 13 tahun. Mereka akhirnya bercerai pada Mei 1985, setelah setahun sebelumnya Rhoma menikahi Ricca Rachim, partnernya dalam beberapa film seperti Melodi Cinta, Badai di Awal Bahagia, Camellia, Cinta Segitiga, Melodi Cinta, Pengabdian, Pengorbanan, dan Satria Bergitar.
bersambung kebawah lagi..