orry: orry: bila salah/repost ndan :

Pulau Jawa adalah pulau terpadat di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara
(lihat gambar). Luas Pulau Jawa 6,9 persen luas daratan seluruh
Indonesia. Namun, jumlah penduduknya 60 persen dari penduduk
Indonesia. Jacub Rais
Menurut data resmi Bakosurtanal, luas Pulau Jawa adalah 132.187 km
persegi dan luas total daratan Indonesia adalah 1.919.443 km persegi.
Jumlah penduduk di Pulau Jawa pada tahun 1990, menurut Agenda 21
Indonesia yang diterbitkan Kementerian Negara Lingkungan Hidup 1997,
adalah 107.515.322 jiwa dari jumlah total penduduk Indonesia pada
tahun tersebut sebanyak 179.243.375 jiwa, atau 60 persen penduduk
Indonesia hidup di Pulau Jawa. Ini berarti kepadatan penduduk di Jawa
adalah 813 orang per km persegi. Kepadatan penduduk di Pulau Jawa ini
sebenarnya juga sudah terjadi sejak Gubernur Jenderal Thomas Raffles
(1820-1830) dalam tulisannya pada 1826, The History of Java, Volume I,
halaman 68-72, yang mengatakan bahwa 60 persen penduduk Indonesia
hidup di Pulau Jawa yang merupakan 6,95 persen dari luas daratan
Indonesia. Rasio ini tidak berubah sejak tahun 1920 ketika penduduk
Pulau Jawa hanya 34,4 juta, yang kemudian berkembang menjadi 41,7 juta
(1930), 48,4 juta (1940), dan 60 juta (1950).
Prediksi dalam Agenda 21 Indonesia, pada tahun 2020 penduduk Indonesia
akan mencapai 254.214.909 jiwa dan penduduk Pulau Jawa akan berkembang
menjadi 144.214.909 jiwa atau kepadatan penduduk menjadi 1091 orang
per km persegi. Ini berarti 57,7 persen penduduk Indonesia hidup di
6,9 persen lahan daratan. Kita juga tahu bahwa tidak semua daratan
dapat digunakan karena berupa gunung dan bukit yang ditutupi hutan
lindung, atau topografi terjal yang tidak dapat dimanfaatkan, bahkan
sebagian besar harus dilindungi untuk menjaga keseimbangan hidrologis.
Masalah kota Jakarta dengan jumlah penduduk pada siang hari katanya
sekitar 11,4 juta pada tahun 2001 telah makin membuat kesemrawutan
lalu lintas, penduduk yang mendiami bantaran sungai, kolong jembatan,
masalah jalur hijau, pedagang kaki lima, masalah banjir yang kronis,
masalah kesehatan, dan lain-lain. Menurut prediksi, kota Jakarta yang
berpenduduk lebih dari 10 juta ini pada tahun 2015 akan mencapai 17,3
juta penduduknya. Bagaimana mengatasinya?
Dari rasio penduduk terhadap ketersediaan lahan yang makin kecil,
Pulau Jawa sampai tahun 2020 akan terus-menerus menghadapi degradasi
lingkungan, seperti ketidakseimbangan hidrologis (keterbatasan
tersedianya air, banjir, longsor), lingkungan hidup makin kumuh di
bantaran-bantaran sungai, pantai, dan urbanisasi semakin meningkat
karena kehidupan di tanah-tanah pertanian tidak memberi harapan yang
baik, meningkatnya konversi lahan pertanian menjadi lahan nonpertanian
(perumahan, industri, pusat-pusat jasa), meningkatnya konsumsi beras
dengan bertambahnya penduduk "sedangkan luas lahan pertanian tidak
berubah, malah berkurangâ€"juga meningkatnya aspek sampingan dari
kepadatan dan kemiskinan penduduk, seperti kesehatan, kriminalitas,
dan pengangguran.
Dalam prediksi Agenda 21 Indonesia, kebutuhan beras akan meningkat
dari 27,2 juta ton pada 1992 menjadi 45,1 juta ton pada 2018. Ini
memerlukan pembukaan lahan sawah baru sebesar 11,2 juta hektar (di
luar Jawa) pada 2018 jika ingin mempertahankan swasembada beras.
Perambahan hutan telah terjadi dengan laju yang menakutkan akibat
kebutuhan lahan bagi penduduk setempat maupun pendatang untuk tempat
hidup dan berladang. Keadaan ini mempunyai dampak terhadap
meningkatnya laju erosi dan tingkat sedimentasi yang ditranspor
melalui sungai-sungai sehingga hampir semua sungai besar di Pulau Jawa
tercemar oleh sedimen, ditambah dengan sisa-sisa nutrien dan polutan
dari sumber-sumber point and non-point sources yang berada di sekitar
sungai (permukiman, industri, pertanian, peternakan, dan sebagainya).
Sedimen, polutan, dan nutrien yang mengalir di sungai akan menurunkan
kualitas air sehingga menurunkan pula daya dukungnya terhadap biota
laut di daerah-daerah estuaria, lahan basah, delta di daerah hilir.
Ada ancaman lain yang datangnya dari luar (di luar kehendak manusia),
seperti proses-proses endogenetik (dari dalam tubuh Bumi) dan
eksogenetik (dari luar tubuh Bumi, seperti dari atmosfer dan
hidrosfer), antara lain:
** Lanjut gan **