Studi tentang susu telah menunjukkan bahwa konsumsi susu memiliki berbagai efek negatif terhadap konsumen, terutama bagi pemilik kulit gelap. Kebanyakan, susu yang dijual dipasaran tidak diproduksi dengan cara yang sama seperti susu yang diperoleh secara alami dari peternakan. Sapi penghasil susu saat ini adalah sapi yang jarang makan, sakit, atau bunting di mana hormonnya sedang tidak bagus. Hormon ini kemudian masuk ke dalam susu dan memberi efek buruk bagi peminum susu.
Progesteron yang terdapat dalam susu sapi betina bunting terurai menjadi androgen. Androgen adalah hormon steroid yang mengendalikan sifat maskulin dan karakteristik setiap hewan bertulang belakang. Androgen yang paling sering dibahas adalah testosteron.
Beberapa dokter berpikir bahwa perkembangan jerawat yang dialami remaja dapat dikaitkan dengan konsumsi susu yang memiliki kandungan ekstraandrogen. Ketika anak laki-laki memasuki masa puber, misalnya, hormon testosteron bertambah akibat mengonsumsi beberapa gelas susu setiap hari. Kebiasaan ini yang menyebabkan kulit mengalami permasalahan cukup serius.
Selain itu, banyak orang alergi susu, dan manifestasi reaksi ini terlihat pada kulit, seperti dermatitis atopik pada bayi. Dermatitis atopik merupakan peradangan menahun pada lapisan atas kulit yang menyebabkan rasa gatal. Sementara orang dewasa mengalami lactose intolerant, yakni reaksi alergi susu yang dapat berwujud jerawat.
sumber : http://dunia.web.id/dunia-keluarga/Damp ... o4246.html