Me-manage orang
Kunci dari keberhasilan keluarga Morello terletak pada kepemimpinan dan disiplin. Morello sendiri tidak tertandingi sebagai kepala geng, perintah- perintahnya senantiasa dipatuhi tanpa dipertanyakan. Kekuatan utamanya terletak pada ketidak-ragu-raguannya untuk menghabisi lawan dan pesaingnya. Selama bertahun-tahun polisi New York disibukan oleh serangkaian kasus pembunuhan yang dihubungkan ke Morello. Polisi memperkirakan, pembunuhan yang dilakukan Morello diawali dari korban bernama Meyer Beisbard, seorang pedagang perhiasan yang mayatnya ditemukan didalam peti di pelabuhan New York pada Januari 1901. Seluruh giginya copot dan tenggorokannya digorok. Tampaknya ia dihabisi karena ulahnya yang berlebihan ketika menagih pembayaran dari para pelanggannya yang beretnik Italia. Sebanyak 300 dolar uang ditemukan didalam peti yang berkubang darah bersamanya.
Sebuah bentuk peringatan lagi muncul ketika Si Tangan Cengkram mendengar kabar bahwa seorang anggota mafia kelas cecunguk bernama Giuseppe Catania suka mengoceh ketika mabuk. Beberapa hari kemudian 4 anak kecil yang sedang berenang di sungai East menemukan sebuah karung kentang teronggok di tepi sungai. Ketika karung dibuka, tampaklah mayat Catania dalam keadaan bugil dengan tenggorokan terbuka dan kepalanya nyaris copot.
Pebunuhan - pembunuhan tersebut dilakukan oleh para bos kelas atasa yang memerintahkan para bawahannya. Perintah-perintah itu diturunkan oleh para bos kepada anggota geng kelas rendah yang membuat perencanaan,melaksanakan pembunuhan dan menanggung resikonya. Pada akhirnya operasi ini menjadi besar sehingga Morello terpaksa menyewa tenaga orang Sisilia yang tidak berasal dari Corleone namun harus tetap mempunyai sifat keji. Para penjahat kelas teri ini dibayar sekitar 10 dollar per minggunya dan tugas mereka pada umumnya adalah melaksanakan tugas gangster seperti mengelola perjudian kartu dan tempat-tempat perjudian lainnya sampai ke pemerasa.
Polisi New York (yang 3/4 anggotanya beretnis Irlandia) tidak bisa membongkar kasus kejahatan di kawasan Little Italy. Mereka tidak bisa menyelidiki apa yang terjadi di kawasan kumuh Manhattan dan seringkali harus berhadapan dengan para saksi kejahatan dan tersangka yang tidak bisa berbahasa inggris dan tidak ingin melibatkan polisi.
Para detektif merasa hampir tidak mungkin untuk membongkar suatu kasus ( meskipun identitas si pembunuh ataupun motif pembunuhan itu sudah diketahui secara umum oleh masyarakat).
Akan tetapi pembunuhan Madonia telah membuat polisi bertekad menghentikan sikap diam mereka. Sebuah tong berisi mayat yang dibuang di trotoar menjadi skandal besar di New York dan polisi tidak bisa lagi mentolerir.
Untuk mengatasi hambatan kultural,polisi membentuk divisi khusus Italia yang dikepalai oleh detektif Joe Petrosino.
Petrosino adalah seorang pria bertubuh besar yang mengandalkan otot dan juga otaknya. Seorang anggota dewan kota Brooklyn pernah mengatakan bahwa Petrosino merontokkan gigi orang lebih banyak daripada dokter gigi. Namun ia juga pria tegas ,berhati-hati,dan penuh pertimbangan dan sering berhasil dalam tugasnya. Hasil yang ia dapat adalah berkat kerja keras,pengalaman solid dan juga upaya penyamaran. Akan tetapi Morello menjadi kasus yang sangat berat baginya. Suatu kali nyaris saja Petrosino berhasil menyeretnya ke penjara namun saksi yang sudah diperolehnya tiba-tiba mengundurkan diri sehingga melengganglah Morello.
Karena merasa tidak mungkin mengadili Morello di Amerika mengingat teror yang diterima para saksi, Petrosino mengambil taktik lain. Ia memperkirakan sekita 5000 orang Italia pelaku aksi kriminal di New York akan dideportasi dan Morello merupalan orang nomor satu dalam daftarnya. Tahun 1909 ia pergi ke Sisilia secara diam-diam karena ia tahu nyawanya terancam. Di sana ia bertugas mengumpulkan dokumen-dokumen legal dan membangun jaringan informan. Namun sayangnya, tanpa sepengetahuan Petrosino, koran setempat memberitakan perjalanannya tersebut. Pada suatu malam, setelah makan malam berupa keju dan menghabiskan setengah liter wine, ia berjalan pulang ke hotelnya. Baru saja ia berjalan sejauh 300 meter menyebrangi lapangan, ia ditembak di bahu,pipi dan tenggorokannya. Sampai sekarang, ia menjadi satu-satunya polisi Amerika yang tewas dibunuh di luar negri ketika bertugas.