angkot, metromini, dan bus kota tidak tertib, salah siapa????

crazyfay

Tulisan ini terinspirasi dari tulisan bro "kotoy" yang berjudul "Gimana siyh cara membuat angkot bisa lebih tertib??". Melalui tulisan ini TS ingin mencoba menanggapi thread tersebut.

Sebelum menawarkan solusi, ada baiknya kita menengok dulu apa penyebab dari permasalahan yang terjadi. Dalam hal ini, TS menyoroti mengenai perilaku para sopir angkot, metromini, dan bus kota, yang seperti kita ketahui bersma, "suka berhenti sembarangan". Hal pertama yang harus dipecahkan menanggapi keadaan ini adalah "siapa yang salah?".

Baik, TS akan mencoba untuk menginventarisirnya:

ya SOPIR-nya, saya rasa sudah jelas, mereka melanggar peraturan lalu lintas. Jadi TS putuskan mereka "bersalah!!!"

Penumpang. Penumpang bertanggungjawab karena keberadaan merekalah yang menyebabkan para sopir sebagaimana TS maksud pada poin 1 menghentikan kendaraannya. Kenapa ga nunggu di halte saja??

Polantas. Yah....mereka tidak menjalankan fungsi preventif mereka, sehingga manusia-manusia yang TS sebutkan pada poin 1 dibiarkan melanggar aturan.

Pemerintah. Lagi-lagi dia ya????? yah......salah satu kesalahannya adalah, kenapa tidak membuat halte yang bagus dan nyaman? sehingga manusia-manusia yg TS sebutin pada poin 2 jadi bandel, karena nunggu kendaran tidak pada tempatnya.

Standar kelulusan SIM. kesalahannya adalah....kok bisa manusia-manusia yang TS sebutkan pada poin 1 bisa lulus tes SIM sih????????

Dari daftar "guilty person" yang TS sebutkan di atas, hanya satu solusi yang bisa TS berikan....

INTROSPEKSI DIRI-LAH KALIAN SEMUA

shadowex

ini mah sebenernya harus ada tindakan dan peraturan yang bener2 tegas, dan rakyat juga mematuhi peraturan tersebut...

by_arsa

Semua elemen masyarakat harus ikut bertanggung jawab. Tetapi pemerintahlah yang harus mulai membenahinya. Menetapkan aturannya, menjalankan, dan menindak dengan tegas. Tetapi akar ketidakdisiplinan ini semua pasti berawal dari keluarga kita masing-masing. Pendidikan dalam keluarga. Karena keluarga adalah kelompok sosial yang paling dasar.

pistol_aer

Standar kelulusan SIM. kesalahannya adalah....kok bisa manusia-manusia yang TS sebutkan pada poin 1 bisa lulus tes SIM sih????????

Seragam Abu Abu lagi nih yg Di jadikan Sasaran :

Coba anda tanya pada pembuat Sim B1 umum , pasti ada Test Psikologinya

Psikotes bukan tugas seragam abu abu karena itu dibutuhkan Mitra Pendukung

Contohnya ,

di Cirebon , kalau mau Lulus Test Psikologi itu biasanya cuma ngisi ( formalitas) kalau mau Lulus mesti ngeluarin rp 50.000 , tentunya ngasih ama yg ngetest Psikologinya

saya bicara bukan tanpa Sumber , Lokasi Tes Psikologi Ada di Jalan Kusnan Kota Cirebon ,

kalau masih gak percaya , yuk Copy darat ke Kota Cirebon sekalian Gath FBI Region jawa Barat di Cirebon :

itu di Luar dari Tanggung Jawab "Seragam Abu Abu" Karena statusnya Mitra Seragam abu abu

sutisna

salah orang indonesia..... coba kalo seluruh indonesia orangnya diganti semua ama orang jepang......

pasti akan tertib....

7screws

Sebenarnya didikan dari awal saja yang sudah salah. dari kecil ngga belajar tertib,susah dibuat tertib.

ajiedoang

mau ga macet ...gampang .bus...ongkot..metromini di ganti busway...biang keladi macet.ambil penunpang seenak dengkulnya.

breret

klo maslh ini semua instansinya duduk menyelesaikannya,ini kan kyk rantai,satu instansi dengn instansi yg lain berhubungan...

parikesit

di indonesia asal punya duit smua lancar....

rochman

gambaran wong cilik di indonesia akibat dari sistem yang tidak sistemik? jadi serba salah juga mereka juga mencari uang untuk bertahan hidup, apakah ada solusi yang adil dan merata bagi mereka di seluruh pelosok negeri ini yang susah mengais rejeki di bumi ini?

aggi

smuanya tergantung dari mutu pendidikan bos.....

mutu pendidikan bs membuat orang berdisiplin,sopan santun dan sadar hukum..

mutu pendidikan berkaitan dengan tingkat ekonomi.....

choe_q

Gimana mo disiplin ndan..punishment-nya aja g jelas...UU Lalin-nya kan udah dibuat tapi penerapannya minim sekali...coba kalo calon penumpang dan supirnya melanggar dan diberi teguran keras atau hukuman tanpa ada sogok-menyogok saya rasa semua bisa tertib kok....contoh kecil di Surabaya di daerah Jalan Basuki Rahmat sampai Jalan Tunjungan sudah dibuatkan jembatan penyeberangan dan halte bis, apabila ada orang nunggu bis tidak di halte langsung ditegur oleh polisi, nggak tanggung-tanggung negurnya pake pengeras suara, kan jadi pada malu tuh...akhirnya orang2 pada nunggu di halte, begitu juga kalo ada yang nyebrang tidak di jembatan penyeberangan langsung deh kena teguran "lantang"....ini juga berlaku bagi supir kend. umum yang manaikkan dan menurunkan penumpang sembarangan. Sekedar contoh saja, tapi paling tidak bisa jadi panutan bagi daerah lainnya....