Demonstrasi bagaikan samurai.
Tergantung siapa yang memakai.
Battosai dapat menjadi pembantai sekaligus pendamai.
Nggak peduli onani ataupun anarki.
kalo rakyat merestui perubahan pasti terjadi.
Reformasi 98 adalah bukti kejinya demonstrasi yang direstui.
Nggak ada di dunia ini yang namanya demonstrasi damai yang dapat mengubah sebuah tirani.
Namanya saja demonstrasi = unjuk rasa dan beropini,
unjuk rasa mengunjukkan perbedaan yang dirasa setiap pribadi.
Setiap percik perbedaan dapat berubah menjadi api.
Api yang boleh jadi bermanfaat dan menghangatkan,
Tapi jangan lupa, api juga bisa berkobar liar menghanguskan.
Hidup adalah keseimbangan..
Jangan tutup mulut mereka yang berteriak,
Sementara engkau biarkan mereka yang menutup telinga,
Dengan sumbat ego dan syahwat buasnya.
Selamat berdemokrasi baik dengan demonstrasi maupun berpuisi
yang pasti jauhkan rakyat dari kebutuhan pokok yang nggak terbeli.
Bahkan sabun cuci ataupun air kamar mandi untuk menyiram tai pun nggak terisi..
Biarkan demonstrasi berjalan alami..
Biarkan demonstrasi sesuai hakiki.
Dan biarkan rakyat menjadi hakim alami.
Bukan hakim tirani yang berdiri mengangkangi.
Biarkan Hukum alam yang akan menjawab teka-teki demonstrasi ini.
Salam madani dari kariage kun
: