"Saya minum, mengkonsumsi obat-obatan, berjudi dan mengkhianati istri saya," kenangnya. "Bisnis saya sedang berkembang, tapi sebagian besar itu karena saya tidak membayar pajak."
Dalam kelimpahan hidupnya, tetap saja Zhou merasakan kehampaan di dalam hidupnya.
"Saya merasa sangat hampa. Tak satupun dari kesenangan duniawi ini dapat memuaskan saya," kenangnya. "Jadi sayapun mencoba untuk menjadi orang yang beragama, tapi itupun tidak dapat memuaskan saya. Saya bahkan mempekerjakan seorang pemimpin spiritual untuk selalu berdoa bagi saya."
"Hal itu tidak berhasil. Saya mulai putus asa," tambahnya. "Pernikahan saya berantakan. Saya ingin bunuh diri."
Kemudian pada suatu hari, seorang teman mengundangnya datang ke gereja.
"Saat itulah untuk pertama kalinya saya mendengar tentang Yesus," ujar Zhou. "Hari itu Yesus menyelamatkan saya, pernikahan saya dan bisnis saya."
Zhou menyerahkan perusahaan farmasinya yang bernilai multi-juta dolar dan menutupnya.
"Saya memang tidak menghasilkan uang sebanyak dulu, tapi paling tidak saya tidak lagi berbuat curang. Saya juga membayar pajak," ujarnya. "Semua yang saya lakukan saat ini adalah menceritakan kepada orang lain apa yang telah Yesus lakukan bagi saya. Itulah tujuan dari perusahaan saya saat ini."
Zhou memiliki lebih dari 200 pekerja. Sebagian besar dari mereka telah menjadi orang Kristen karena kesaksiannya.
Para staffnya berkumpul setiap pagi untuk berdoa dan menyembah di ruang rapat perusahaan. Zhou dan juga istrinya, Grace, mengadakan studi Alkitab mingguan.
"Saya percaya bahwa bangsa yang percaya kepada Tuhan adalah bangsa yang diberkati," ujarnya. "Kami ingin menanamkan nilai-nilai kerajaan surga pada orang-orang kami dan juga di dalam bisnis kami. Itulah yang sedang kami doakan dan kami persiapkan saat ini."
Masih banyak Zhou lainnya yang merupakan sebagian kecil dari kelompok yang bertumbuh dan menjadi pengusaha bisnis Kristen generasi pertama, dimana mereka bertemu secara teratur di seantero negeri untuk bertumbuh dan berkembang secara spiritual.
Benny Yang dari pelatihan LDI membantu mengkoordinasi kelompok kecil ini.
"Kami saling mendorong satu sama lain, saling mendoakan dan belajar Alkitab bersama-sama," ujarnya.
Yang mengatakan begitu banyak pria dan wanita Kristen yang saat ini mengubah budaya bisnisnya dengan menerapkan prinsip-prinsip Alkitab seperti kebenaran dan integritas ke dalam dunia kerja.
"Karena hal ini, saya pikir seluruh komunitas bisnis akan berubah," ujarnya. "Ketika Anda melihat tingkat integritas, Anda akan melihat cara mereka menjalankan bisnis sedang berubah."
Sebuah perubahan yang dibawa oleh orang-orang seperti Chen dan Zhou memberi harapan bahwa suatu hari nanti dapat mengubah bangsa mereka.
"Saya berjalan dalam lembah bayang-bayang kematian. Saya tahu rasanya hampa dan tanpa pengharapan," ujar Zhou. "Tapi saya juga tahu bagaimana rasanya mengalami kebebasan dan memiliki pengharapan. Yesus adalah jawaban dan saya ingin memberitahu setiap orang tentang Yesus."