Kok kayaknya jadi melebar kemana mana... (Maaf ikut nimbrung...)
Simpel aja, pada akhirnya toh kita kembalikan saja kepada keyakinan kita masing2.
Kita jawab berdasarkan Kitab Suci pun, yang namanya umat agama lain tetep aja gak bakal bisa memahami, apalagi menerima, karena konteksnya berbeda.
Pada dasarnya, antara yang bertanya dan yang menjawab BEDA KEYAKINAN, ya ga akan pernah ketemu.
Karena Keyakinan bukanlah sesuatu yang untuk DIPERTANYAKAN, apalagi DIPERDEBATKAN oleh orang lain yang BERBEDA KEYAKINAN.
Semua perpecahan yang terjadi pada berbagai agama, entah itu Islam, Kristen atau yang lainnya adalah karena perbedaan penafsiran terhadap agamanya itu. Yang namanya manusia pasti punya perbedaan cara pandang dan pemahaman, walaupun SUMBERNYA SATU.
Pada awalnya SATU KITAB SUCI, satu pemahaman, satu ajaran, satu keyakinan, dan satu penafsiran. Tetapi seiring waktu, akan timbul perbedaan yang bisa muncul karena berbagai faktor. Seperti tradisi, karakter setempat/ lingkungan, ilmu pengetahuan / sains, dsb.
Itulah yang dalam perkembangannya hingga saat ini maka timbul bermacam aliran, bahkan sampai menjadi suatu agama tersendiri.
Kalau saya pribadi, gak masalah dengan semua itu. Apa yang mereka yakini dan imani, ya silakan saja jalani menurut iman dan keyakinan mereka.
Karena, menurut saya IMAN DAN KEYAKINAN adalah bersifat pribadi, hubungan langsung antara manusia dengan Tuhannya yang dia imani tsb.
Bahkan jika dalam menjalani keyakinan / agamanya itu dia dianggap berbeda dengan tata cara yang lazimnya berlaku, silakan saja. Toh sebenarnya yang BERHAK menilai apakah dia benar ataukah berdosa adalah mutlak wewenang Tuhan sendiri. Bukan ulama, pemuka agama, atau jemaat pada umumnya.
Yang penting dalam menjalaninya, dia tidak berusaha mempengaruhi atau mengganggu umat lain, baik yang se-agama, apalagi umat agama lain.
Bukan agama kita yang menyelamatkan kita, tapi IMAN kita lah yang menyelamatkan kita.
::