ehmm....ehmm...ehmm...
sedikit pemanasan bro....ikut berbagi.
dari wacana diatas terlihat banyak sekali dimensi nya...
saya coba berbagi :
- pedagang muslim yg taat beribadah ---> dari mana seseorang bisa menilai orang lain itu adalah orang yang taat beribadah dan seorang muslim(secara makna nya)???
secara non makna seorang muslim yang taat (naik haji,melaksanakan semua rukun islam(sholat,puasa dan lain2....) apa bener manusia demikian sudah DIPASTIKAN seorang muslim yang shaleh?he he he
- seorang penyembah berhala ---> darimana seseorang bisa menilai orang lain itu adalah seorang penyembah berhala ??(secara makna nya)
- si penyembah berhala menyembah benda mati,lalu apakah yg benar itu menyembah benda hidup?
- Si pedagang tersentak dan saat itu juga langsung kembali ke madinah...setelah mendengar kalimat (Si penyembah berhala : "Jika kamu memang mengaku memiliki tuhan yang bisa melakukan semuanya kenapa kamu masih harus berjualan hingga jaraknya sangat jauh...????")
apa ada seorang manusia yang tahu isi kepala si pedagang?tidak salah apabila menduga :
- ah si pedagang kelupaan sesuatu di madinah / mungkin ada janji dengan seseorang di madinah.
- karena sedang terjadi dialog tentang Tuhan maka kemungkinan si pedagang tersentak karena kalah berdialog dengan si peyembah berhala(ilmunya kurang) sehingga harus balik ke madinah (mungkin bertemu guru nya).
Jadi menurut pandangan saya cerita ini tidak bisa di ambil makna nya....cerita ini bias / melantur ke mana mana....
yang saya maksud 'dimensi' itu kira2 seperti seseorang melihat mobil dari jarak 500 m, 100 m dan 1 m...masing2 dapat mejelaskan bentuk mobil tapi ukuran nya berbeda beda.
segala sesuatu telah di ciptakan berdasarkan ukurannya masing-masing,setelah kadar itu terpenuhi(qadar) maka segalanya akan terjadi(qadha)...(kalau gue ga salah.... )
dah ah jgn banyak2 bicara nanti kena banned....