....dst
Terus apakah pasar traditional sudah tidak cocok lagi ?
Nah ini saya bingung juga, yang mana sih sebenarnya yang disebut pasar traditional ? Kalau memang pasar traditional dikonotasikan sebagai sebuah pasar yang lengkap dengan kondisi bau, preman, dan yang lainnya yang sudah pernbah disebutkan pada comment-commnet diatas, makanya pasti sudah tidak cocok lagi dong.
Tidak ada salahnya sebuah pasar di kondisikan selayaknya kondisi pada supermarket(grosir), bedanya hanya TANPA LABEL !. Atau labelnya diberi ajah : Traditional Market (kayak di Bali). How 's that ? sound good ?
kalo maksud TS,
yang dimaksud pasar tradisional adalah tempat transaksi jual beli yang didalamnya beroperasi sekian banyak entitas usaha yang berada dalam suatu wadah manajemen pasar. dalam hal ini entitas yang dimaksud adalah para pedagang tradisional (masyarakat umum)
kalo pasar modern kan dalam tempat itu hanya ada satu entitas, dan tempat itu sendiri adalah milik entitas yang beroperasi dalam pasar tersebut
Pasar tradisional harus diselamatkan!!! caranya gimana???? yaitu dengan memberikan wadah berupa manajemen profesional yang memfasilitasi semua kegiatan unit entitas yang terlibat dalam pasar tersebut. Kalo di Bali ada, tolong dishare di sini dong....biar bisa buat pencerahan bagi kita semua
Wah kalau definisi pasar diatas agak report saya secara pribadi mencernanya, terkesan teoritis banget.Maklum lah bukan analis or ekonom or sejenisnya yang hali ttn ilmu pasar.
Tapi secara pengamatan, saya pribadi melihatnya, yang namanya pasar traditional : tempatnya kotor, becek,yang dagang buanyak banget, harga variatif banget tergantung situasi saat itu, preman buanyak, asap rokok sana sini, penyusunan barang tiadk terpola dan menjual makanan/minuman/barang khas daerah tertentu. Pasar Modern, menurut saja kebalikannya.
Nah, ndk ada salahnya kan, semua entitas (kayak database saja yah) yang dikaitkan dengan pasar traditional diatas, di ubah total. Contoh : Pasar seni sukawati di BALI. Itu Pasar Traditional or Modern sih ? kalau saya sih bilangnya pasar modern. Karena pedagang sudah tertata dengan baik, lokasinya, penataan outletnya dll. Tidak ada bau dll. DIdalam pasar saya yakin juga tidak ada preman. ++ pedagang bisa bahasa inggris (wah globalisasi ya?)). Mungkin, di tempat parkir masih kurang tertata,masih keliatan primitfnya, karna t.bakso, sate masih berkeliaran di areal parkir, belum lagi tmpt parkir yang bersentuhan dengan bahu jalan.
Nah, ada lagi nih, sebuah supermarket namanya TIARA GROSIR, ya sejenis Giant or Hypermart or yang lainnya deh, bedanya ini lokal alias mulainya memang di BALI. Nah, disini apapun barang, including barang traditional (jajan, mainan dll), dapat dicari, dikemas seperti supermarket. Nah, kalau kayak gini ken enak belanjanya. Harganya standard lagi, ndk pake up up nguawaur ;)
Bandingkan dengan pasar Badung di Bali.
Kalau semua Ps.Traditional semuanya dikemas kayak supermarket dan modern market sejenisnya, dan nyari apa saja ada, pembeli pasti tidak akan ragu lagi berbelanja ke pasar.
Dan satu lagi, istilah tradiional market dan modern market definition will define nothing anymore.just idea.