Kebiasaan merokok tidak bisa dianggap sepele. Merokok adalah kebiasaan yang banyak menyimpang dari haluan hidup kristen.
Memang tidak ada kata-kata “Dilarang merokok” di dalam Alkitab. Namun itu bukan berarti umat kristen boleh melakukan kebiasaan buruk ini. Sama seperti “dilarang menonton pornografi” atau “dilarang menghisap ganja” yang tidak pernah disebutkan dalam Alkitab, namun itu bukan berarti Alkitab membenarkan prilaku buruk tersebut.
Berikut adalah beberapa alasan serius yang dicatat Alkitab, mengapa menjauhkan diri dari rokok bukan sekadar pilihan … melainkan keharusan! :
1. Merokok tidak menghargai kehidupan
Kehidupan adalah karunia pemberian Tuhan yang pengasih. Kita tidak akan menyia-nyiakannya dengan membunuh diri kita sendiri dengan rokok.
Kis. 17, 25: ”Allah yang menjadikan dunia dan segala sesuatu di dalamnya . . . memberikan kehidupan dan napas dan segala sesuatu kepada semua orang.”
Saya rasa bahaya dan dampak kebiasaan merokok tidak perlu lagi dibahas panjang lebar, karena saya yakin semua orang sudah mengetahuinya.

2. Merokok = membunuh
Anda semua pasti tahu seriusnya dosa membunuh dihadapan Tuhan. Saking seriusnya, itu menjadi hukum yang secara lugas ditorehkan oleh jari Allah sendiri ke dalam dua keping batu dalam perjanjian Taurat melalui perantaraan Musa di gunung Sinai.
(Keluaran 20) ”Jangan membunuh.
Siapa yang dibunuh oleh rokok? DIRI ANDA dan ORANG DI SEKITAR ANDA! …
orang di sekitar anda bisa beragam, itu bisa jadi anak-anak anda, istri anda, orang tua anda, teman dan sahabat, kolega, bahkan orang yang tidak anda kenal di angkutan kota atau di ruang tunggu kereta. Tentu, anda tidak akan membawa senapan lalu menembaki orang-orang dengan senjata tersebut di tangan anda. Namun bahaya merokok bukan main-main. Itu begitu seriusnya sehingga di Perancis misalnya, 30 persen permukaan dari setiap kemasan rokok diwajibkan memuat text “Fumer Tue” yang berarti “Merokok membunuh”!

Rokok = peluru … bedanya hanya kecepatan benda ini dalam membunuh korbannya.
3. Merokok, tidak mengasihi sesama
Yak. 2: 8 : ”Engkau harus mengasihi sesamamu seperti dirimu sendiri.”

Anda tidak akan meledakkan gedung, anda tidak akan menembaki anak-anak yang sedang bermain di taman. Tapi percayalah... rokok membunuh lebih banyak orang daripada teroris.
Anda tidak akan buang angin di hadapan orang, anda tidak akan bersendawa di hadapan orang yang anda hargai, anda tidak akan menyalakan pemutar audio anda keras-keras disaat bayi anda sedang tidur. Lalu apa yang membenarkan seseorang mengasapi orang lain dengan 200 lebih jenis racun dari tanaman tembakau?
4. Merokok, tidak menghargai Allah
Rm. 12: 1 : ”Aku memohon dengan keibaan hati Allah, agar kamu, saudara-saudara, mempersembahkan tubuhmu sebagai korban yang hidup, kudus, diperkenan Allah, dinas suci dengan daya nalarmu.”
Paulus menasihati rekan-rekan Kristennya untuk mempersembahkan tubuh kita sebagai korban yang kudus.
Anda tidak akan memberikan sepatu boot butut anda yang penuh lumpur sebagai hadiah pensiun bagi atasan anda. Kita ingin memberikan pemberian yang terbaik bagi orang yang kita hormati, sesuai kemampuan kita.
Kita juga tidak akan mempersembahkan persembahan yang cacat kepada Allah kita. Allah ingin kita sebisa mungkin kudus secara rohani, jasmani, dan secara mental dihadapannya.
Dengan memiliki kebiasaan merokok, tentu kita tidak akan bersih secara jasmani.
Secara rohani dan mental kita akan tercemar … karena kita diperbudak oleh nafsu kita. Kita diperhamba oleh diri kita yang sudah terlanjur ketagihan merokok.
5. Merokok tidak mengasihi Allah
(1 Yohanes 4-21) Jika seseorang menyatakan, ”Aku mengasihi Allah”, namun membenci saudaranya, ia adalah pendusta. Karena ia yang tidak mengasihi saudaranya yang ia lihat, tidak dapat mengasihi Allah, yang tidak ia lihat. 21 Dan perintah ini kita dapatkan dari dia, bahwa orang yang mengasihi Allah juga harus mengasihi saudaranya.
Gagal dalam hal mempertunjukkan kasih kepada sesama … sama dengan tidak mengasihi Allah.
6. Rokok adalah berhala bagi orang yang ketagihan.
(Filipi 3) dan akhir mereka adalah kebinasaan, dan allah mereka adalah perut mereka, dan kemuliaan mereka ada dalam keaiban mereka, dan pikiran mereka tertuju kepada perkara-perkara di bumi.
Frase “allah mereka adalah perut mereka” mengartikan bahwa hasrat untuk memuaskan keinginan daging menjadi lebih penting daripada melakukan kehendak YHWH.
Gejala bagi seseorang yang sudah menganggap rokok sebagai berhala adalah. Meskipun mereka tahu bahwa merokok membahayakan kesehatan mereka dan kesehatan keluarga mereka … mereka tetap berdalih dan tidak berniat untuk berhenti.
Meskipun mereka mengetahui bahwa Allah tidak menyukai kebiasaan mereka, namun mereka tetap tidak menghentikan kebiasaan mereka.
Rutinitas seseorang pun dikendalikan oleh kebiasaan buruk ini... seperti “Ah, nggak enak kalau habis makan nggak merokok”. Bahkan didalam tempat ibadat atau ketika berdoa pun pikiran mereka tertuju pada berhala mereka... ROKOK.