dari Hannah -- Women of the Bible
HANA -- TOKOH WANITA DALAM ALKITAB
(1 Samuel 1-2)
Dia adalah salah seorang dari dua istri Elkana. Dia lebih dikenal
sebagai ibunya Samuel; salah satu nabi Israel.
Hana mandul dan Penina, istri Elkana yang lain, menggunakan keadaan
itu untuk menyakitinya. Suatu perbuatan yang kejam untuk dilakukan.
Hal ini terjadi dari tahun ke tahun hingga menyebabkan kepedihan
yang mendalam bagi Hana.
Keinginan hati yang tak dikabulkan menyebabkan rasa sakit yang
mendalam. Namun, bukannya membiarkan rasa sakit membuatnya pahit
hati kepada Tuhan, Hana malah menggunakan rasa sakit hatinya sebagai
sebuah katalisator untuk berdoa. (1 Samuel 1:12-20)
Allah selalu mendengar doa orang benar yang disampaikan dengan
kesungguhan hati (Yakobus 5:16). Ingatlah bahwa Kristus telah
membenarkan kita (1 Korintus 1:30) dan karena itu kita juga bisa
dengan penuh keberanian menghampiri-Nya untuk menerima apa yang kita
minta dari-Nya. (Ibrani 4:14-16)
Wanita yang dikasihi Tuhan. Apakah engkau memiliki kerinduan yang
kelihatannya tidak dikabulkan Tuhan. Curahkanlah isi hati Anda
kepada Tuhan. Mungkin kita tidak mengerti apa yang kita alami,
namun satu hal yang pasti, mereka yang percaya kepada Allah tidak
akan dipermalukan.
Hana adalah seorang pendoa. Dia mengalami apa yang kebanyakan dari
kita menyebutnya "getirnya kehidupan". Dia tidak menyerah. Dia
mencari Allah. Dia mencurahkan seluruh isi hatinya kepada-Nya, dan
Dia menjawab dan mengabulkan keinginannya.
Perhatikan bahwa keadaan Hana berubah setelah pertemuannya dengan
Allah. Dia mulai menjalani kehidupan normal kembali (1 Samuel 1:18).
Sesuatu telah berubah di dalam hati Hana sebelum anaknya lahir. Dia
percaya kepada Allah sebelum dia melihat hasilnya.
Tak lama kemudian, Hana melahirkan Samuel. Setelah anaknya disapih,
Hana menyerahkannya kembali kepada Tuhan. (1 Samuel 1:24-28)
Semua ibu tahu bahwa waktunya akan tiba (atau telah tiba) saat
anak-anak mereka beranjak dewasa dan meninggalkan mereka. Itulah
saatnya untuk membiarkan mereka pergi. Tidak lagi menahan dan
mengekang emosi mereka. Inilah waktunya untuk berhenti memengaruhi
mereka. Biarkanlah mereka menjadi apa yang Allah kehendaki atas
mereka.
Hal ini mungkin termasuk mendoakan dan mengajak mereka berdoa.
Membiarkan mereka pergi dan menggenapi kehendak Allah. Anda akan
selalu menjadi orangtua mereka, namun bukan lagi pemandu mereka.
Bagi beberapa orangtua, hal ini tidaklah mudah. Mungkin Anda akan
menitikkan air mata. Namun, hal itu adalah sesuatu yang benar untuk
dilakukan (Kejadian 2:24).
Mereka mungkin berada di dekat Anda dan sering mengunjungi Anda,
tapi kini mereka sudah bebas dari Anda dalam banyak hal.
Allah memakai Hana untuk menunjukkan kepada kita bahwa hal ini tidak
mustahil, untuk seseorang memperlakukan anaknya seperti yang
dilakukan Hana. Bahkan, saat dia tahu bahwa anak merupakan pemberian
Allah. Kita diberi hak istimewa untuk merawat, membimbing, dan
mendidik mereka dan kemudian membiarkan mereka menjalani kehidupan
mereka sendiri.
Kisah Hana berakhir dengan ucapan syukur dan kemuliaan yang
diberikannya kepada Allah (1 Samuel 2:1-11). Hidupnya sempurna.
Kenyataan bahwa dia harus menunggu sesuatu tidak berarti hidupnya
telah berakhir.
Menunggu sesuatu bukanlah suatu kutukan. Bahkan, Allah selalu
memakainya untuk mendatangkan anugerah jika kita tetap percaya
kepada-Nya. Tetaplah percaya kepada Allah. Itulah yang disampaikan
kepada Anda dari kehidupan Hana.
ibunya nabi Ismail nih kayaknya, Siti Hajar kah? :