WUJUD sebuah hunian merupakan ekspresi gaya hidup penghuninya. Hal itu bisa terlihat dari penataan interior ruangan. Bagi sebagian orang, menempatkan aksesori atau pajangan bernuansa agamais bisa menambah suasana sejuk pada hunian.
Namun, jangan salah, menempatkannya terlalu padat bisa jadi membuat rumah terasa sebagai tempat peribadatan. Apalagi mengingat aura religi memang berkaitan dengan pencitraan yang serbasakral dan suci.
Kendati demikian, bukan tidak mungkin tempat peribadatan yang memang kental dengan nuansa sejuk dan damai justru bisa menjadi inspirasi untuk menata hunian. Terlebih dalam kehidupan masyarakat urban yang lekat dengan gaya hidup metropolis, interior agamais bisa jadi salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang ingin lebih dekat dengan surga.
Lalu, bagaimana menata hunian yang kental dengan nuansa religius? Untuk menjawab dan memenuhi kebutuhan ini, para desain interior dan arsitek berusaha memadukan unsur religius dengan desain interior dalam sebuah hunian. Sepintas aura kesejukan dalam sebuah hunian memang tak hanya berasal dari perabot yang digunakan. Melalui penempatan sejumlah elemen dekoratif seperti lukisan dan relief pada bagian pintu, nuansa religius pun tetap dapat dihadirkan.
Arsitek Lola N Madjid mengatakan bahwa jenis hunian yang kental dengan nuansa religius biasanya terdapat pada rumah-rumah yang bertemakan modern tropis maupun modern tradisional.
“Jenis rumah ini lebih banyak menggunakan elemen-elemen yang dapat menyatu dengan perabot yang kental akan nuansa religius,” ujarnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, sisi agamais juga bisa diterapkan pada aplikasi beberapa ornamen di bagian depan pintu masuk. “Ekspose dan ukiran bertuliskan kalimat suci juga dapat menjadi salah satu cara untuk menghadirkan unsur religius ini,” sambungnya.
Di sisi lain, gaya religius juga tidak terlepas dari perpaduan tema warna terang seperti putih dan krem. Untuk menjadikan ruangan terasa lebih hangat, bisa dikombinasikan dengan elemen perabot berbahan kayu. Nuansa kehangatan juga tercermin dari penggunaan sejumlah elemen ruangan, seperti karpet atau permadani yang memiliki garis desain Timur Tengah, yang kental dengan gaya islami. Beberapa karpet berwarna terang tapi tetap lembut seperti merah marun, magenta, maupun biru dapat menjadikan ruangan terasa lebih sejuk.
Kesejukan ruangan juga dapat terpancar melalui aplikasi sejumlah benda-benda seni yang masih berkaitan dengan unsur religius. Lukisan kaligrafi yang sengaja ditempatkan di area dekat tangga merupakan salah satu cara untuk menjadikan hunian terasa lebih akrab dan menyatu dengan unsur-unsur rohani.
Aksesori gaya Romawi kuno dan Mediteranian juga bisa memberikan nuansa religius bagi warga kristiani, sementara gaya China, India, maupun Asia secara keseluruhan dapat menjadi rujukan bagi mereka yang ingin menghadirkan gaya khas Budha ataupun Hindu.
Menurut Lola, penempatan elemen dekoratif yang tepat dapat membuat ruangan lebih dinamis. ”Asal tetap sesuai dengan tema ruangan, penempatan lukisan kaligrafi ataupun yang berhubungan dengan agama tertentu, seperti lukisan Yesus atau patung Budha, bisa menjadi salah satu cara menciptakan nuansa kebersahajaan,” ucapnya.
Bahkan, jika penghuni ingin bereksplorasi, pemainan garis horizontal menggunakan motif Timur Tengah khas atau elemen mosaik pada sejumlah bagian bangunan seperti jendela, juga dapat membuat sebuah ruangan terasa unik.
Eksplorasi religius juga bisa dilakukan pada rumah bergaya minimalis. Hal ini ditegaskan oleh konsultan interior Dwi Noviantoro. “Sebenarnya mau ke mana saja bisa masuk karena sifatnya dekoratif. Yang justru membatasi adalah besar-kecil kuantitasnya,” katanya.
Namun, mengingat rumah minimalis memiliki luas yang terbatas, pemilik harus lebih jeli dalam penempatan aksesori. Seperti halnya lukisan kaligrafi yang bisa menjadi fokus ruang atau penempatan pernak-pernik dengan kaligrafi ayat maupun permainan kurva geometris yang diletakkan di rak sekat.
Sumber :
http://lifestyle.okezone.com/read/2010/ ... or-agamais