MEMINTA “DISEMPURNAKAN”

Lalu apa yang bisa aku lakukan untuk Mpu Suno ? Jawabnya,”…nak…jika berkenan, mungkin orang seperti istrimulah yang bisa menolongku ? menolong bagaimana Mpu ? tanyaku kepada BK yang namanya Mpu Suno itu. Mpu Suno melanjutkan, ”…menolongku untuk memohonkan ampunan kepada Hyang Wuhud (menyempurnakan) agar aku bisa mati. “Baiklah Mpu, kami akan berusaha menolongmu, tetapi semua tentu tergantung kemurahan Gusti Allah”, sergahku. Mpu Suno menyergah juga, “..Allah itu siapa nak ? Lho..Mpu tidak tahu to, Gusti Allah itu Tuhan pencipta alam semesta. Oo, maaf nak, di jamanku dahulu tidak pernah mendengar nama itu, aku sekarang mengerti, Gusti Allah itu tidak lain Hyang Wuhud Hyang Suksma, hanya berbeda cara menyebut manusia jaman dahulu dan sekarang.
Entah kenapa tiba-tiba Mpu Suno menghilang lenyap. Aku terheran-heran, ini bukan mimpi bukan juga khayalan. Mengapa bisa terjadi dan kualami hal aneh seperti ini. Aku menyesal lupa tidak aku tanyakan, mengapa kehadiran Mpu bersamaan dengan peristiwa rumah ambruk itu ??? adakah kaitannya ??
Belum lama aku berfikir dan bertanya dalam hati, dan siap melangkah masuk rumah, tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang ganjil di belakangku, aku toleh kebelakang rupanya Mpu Suno datang lagi dan berkata, “…nak, aku di sini karena dahulu aku dimiliki si …. (Mpu Suno menyebutkan nama suami si Ibu empunya rumah ambruk). Aku dijual dengan harga ratusan juta kemudian uang hasil penjualan jasadku dibelikan rumah yang sekarang ambruk itu. Aku tak bisa berkata-kata lagi, hanya terkesima. Dan Mpu Suno tahu-tahu sudah lenyap lagi.
Aku beranjak masuk ke dalam rumah, kuceritakan pada istri kejadian tadi, tetapi rupanya istriku sudah mengetahui juga. Malah sudah menyusun rencana kapan akan mencoba “menyempurnakan” Mpu Suno. Dipilihlah hari Senin untuk melakukan doa penyempurnaan. Aku tak pernah tahu dan tak menguasai bagaimana doa, rapalan, mantra penyempurnaan (permohonan ampunan) itu. Namun di hari Rabu jam 21.30 wib, Mpu Suno datang lagi saat aku nyetir di jalan tol menuju arah Bintaro sektor 9. Ia mengatakan jika besok hari Sabtu Pahing sudah akan “pergi”. Pergi ke mana aku masih mikir-mikir agak telmi. Mungkinkah Gusti Allah sudah menerima permohonan ampunan ini, sehingga Mpu Suno sudah akan “pergi”. Mudah-mudahan begitu. Istriku pun belum tahu apakah doanya dikabulkan Gusti Allah atau tak dikabulkan. Karena memang belum melihat tanda-tanda “isyarat” dari Tuhan. Sabtu Pahing, sebagai hari yang paling tepat untuk menyempurnakan semacam BK. Misteri Sabtu Pahing, memang acap kali ada hal-hal berhubungan dengan jenglot atau BK selalu tepat hari Sabtu Pahing, tetapi aku tak mengerti mengapa bisa demikian. Entahlah.
SETELAH MENDERITA 1400 TAHUN MPU SUNO DITERIMA BUMI & TUHAN
Hari Sabtu Pahing yang ditunggu-tunggu akhir datang juga. Waktu menunjukkan jam 20.00 wib, aku merasakan hal aneh dan ingin sekali keluar menuju halaman rumah. Benar, ternyata Mpu Suno sudah menunggu di sana. Ku coba mendekati Mpu Suno berdiri di sudut taman rumah tepat di samping pohon rindang tabib buya dan melati yang sedang berbunga lebat dan harum semerbak baunya. Tempatnya memang agak gelap karena tak tertimpa sinar lampu taman. Ia sepertinya ingin sekali menyampaikan sesuatu kepadaku. Benar saja, Mpu Suno menyampaikan pesan sebagai berikut;
“..nak, andai kelak menjadi orang pinunjul dan sakti seberapapun besar kesaktian hendaknya jangan sampai seperti saya yang lupa diri tidak mengakui Gusti Allah (kali ini Mpu mengikuti istilahku), apalagi gegulangan ilmu keabadian”. Akhirnya aku dapatkan karma, sekian ribu tahun hanya penyesalan yang ada, selalu mohon ampunan kepada Tuhan tak pernah aku dapatkan. Mungkin kali ini sudah menjadi garisNya aku bertemu angger dan istri.
Aku sempat bertanya apa yang menjadi pikiranku sedari tadi,”..apakah Mpu Suno telah cukup menebus semua kesalahan dengan penderitaan ribuan tahun lamanya, sehingga kelak di sana Mpu sudah lepas dari alam pembalasan ?” Oh, tidak nak angger…aku baru dikabulkan bisa mati saja sudah merupakan kanugrahan agung. Kelak aku belum tahu nasibku, aku merasa tetap akan mempertanggungjawabkan semua perbuatanku di alam pembalasan. Aku tak bisa balas budi kepada istrimu dan nak ngger, Gusti yang akan membalas kebaikan semuanya.
Sebelum berpisah, kiranya apakah aku boleh bertanya kepada Mpu ? Rupanya Mpu sudah membaca pikiranku, lalu menyergah dengan jawaban yang betul-betul aku tunggu, “nak..aku ini setiap saat yang ada hanya penyesalan, hanya memohon ampunan Gusti saban hari tiada henti. Cerita-cerita tentang sebangsaku yang dianggap benda keramat dan pusaka ampuh, itu tidak benar, atau bisa menukar dengan uang bila disempurnakan, itu semua tidak benar, sebangsaku ini tak bisa berbuat apa-apa lagi nak…! aku diperjualbelikan karena bodohnya manusia sendiri. Memang ada sebangsaku yang tetap tidak “eling” sehingga tetap saja neko-neko mau dipiara manusia hanya demi mendapatkan makan”. “Nak…sekali lagi terimakasih, aku sekarang hendak “pergi” Gusti Allah telah berkehendak memanggilku”. Selamat tinggal nak, ingat pesanku yang satu, selalu eling dan waspada, jangan sampai menjadi manusia seperti aku ini, mengejar nafsu adigang adigung adiguna, sombong kepada Gusti, dan ternyata berakhir dengan penderitaan berat sepanjang masa”. Kini bumi telah bersedia menerima jasadku”.
Tiba-tiba bayangan Mpu Suno raib. Mpu Suno telah pergi meninggalkan dunia. Aku teringat benda berujud jenglot atau BK yang kuletakkan di atas lemari. Bergegas aku masuk kamar, kuperiksa jenglot di atas lemari ternyata juga sudah raib entah ke mana.