M e l u m p u h k a n
Melumpuhkan berarti membuat korbannya menjadi tidak berdaya sama sekali. Biasanya, para penyamun melakukannya dengan memukul korban, baik dengan tangan (atau anggota tubuh lainnya) maupun dengan menggunakan alat pemukul. Cara lain, yang lebih “halus”, adalah dengan menodongkan senjata kepada korban – ini juga adalah cara untuk membuat korban menjadi “lumpuh” atau tidak berdaya.
Menjernihkan Penilaian Kita
Ada dua hal yang perlu dijernihkan ketika kita membicarakan mengenai tindakan melumpuhkan ini. Pertama, tidak selalu tindakan melumpuhkan itu dilakukan dengan cara-cara yang kasar atau terlihat kejam. Memang, dalam cerita dan uraian di depan tadi, kita melihat para penyamun itu menggunakan cara yang kasar dan nyata-nyata kejam untuk melumpuhkan korbannya. Tetapi, cara seperti itu bukanlah cara satu-satunya atau sudah merupakan sebuah cara yang standard untuk digunakan oleh para penyamun – kapan saja, dimana saja dan terhadap siapa saja yang menjadi korbannya. Bukan begitu. Cara yang digunakan akan selalu disesuaikan dengan: 1) Keadaan/kemajuan zaman, 2) Kepribadian penyamunnya, 3) Kondisi calon korban, 4) Situasi dan kondisi di sekitar pada waktu/saat itu.
Dalam hal apapun, kalau kita mau berhasil sekarang ini, salah satu rumusnya yang sangat menentukan adalah: Kita harus menggunakan cara-cara yang sesuai/disesuaikan dengan zaman sekarang ini. Sebab cara-cara yang dulu (se-efekfif apapun itu dulu) hanya cocok untuk digunakan pada zaman itu dan tidak akan cocok lagi untuk digunakan sekarang ini, sebab kondisi-kondisi yang ada sekarang ini sudah tidak seperti yang dulu lagi. Juga, hal itu hanya akan menjadi semacam trik yang sudah basi, yang orang-orang semua sudah hafal, jadi tidak akan termakan lagi dengannya (kecuali tentunya orang-orang yang sudah kelewat bodohnya). Para penyamun – yang efektif — sekarang ini, tahu dan pada umumnya sudah menggunakan “rumus” itu dengan sebaik-baiknya. (Pikiran saya sekarang jadi melantur begini: Orang-orang Kristen yang sangat giat beribadah tetapi hidupnya terus hanya begitu-begitu saja, tidak ada peningkatan, suka mengeluh: “kok, Tuhan belum juga memberkati”! Sebenarnya bukan karena Tuhan yang belum memberkati, tetapi lebih karena mereka yang kurang berusaha seperti para penyamun yang efektif itu).
Tidak semua penyamun punya kepribadian yang (tampilannya) keras atau kejam terhadap orang lain. Banyak juga mereka yang ternyata sangat bagus dalam bersosialisasi – ramah, sopan, tutur katanya lembut dan enak untuk diajak ngobrol. Tapi, awas, jangan sampai Anda menjadi lengah atau terlena karena tampilannya yang seperti tidak berbahaya itu. Sebab, selembut apapun perkataan dan perbuatannya kepada Anda, dia (mereka) itu tetaplah penyamun. Bisa saja, Anda pun akan dimangsanya.
Sebelum melakukan penyerangan, seorang penyamun (yang efektif) selalu melakukan pengamatan yang jeli/cermat terlebih dahulu mengenai kondisi calon korbannya. Berdasarkan hasil pengamatan itulah mereka akan merancang dan menentukan cara apa yang paling sesuai dan efektif untuk bisa melumpuhkan calon korban itu. Barulah setelah mereka hakulyakin atas suatu cara tertentu, mereka pun melakukannya terhadap target/korban. Mungkin cara yang dipilih itu adalah cara yang kasar dan terlihat kejam, tetapi bisa juga cara yang sangat halus, yang lebih mengandalkan penggunaan akal atau kecerdikan, tanpa kekerasan fisik sama sekali. (Contohnya: dengan memasukkan obat penidur atau racun di/ke dalam gelas minuman orang yang menjadi target).
Situasi dan kondisi di sekitar saat itu juga memegang peranan untuk pemilihan cara yang akan digunakan oleh para penyamun. Mereka tidak akan dengan gegabah atau secara sembarangan saja, misalnya, ketika mereka merasa senang untuk melakukannya, mereka pun melakukannya. Tentulah tidak begitu. Mereka pun akan dengan penuh perhitungan melakukannya, yaitu dengan merancang sebelumnya suatu cara yang cocok dan yang diyakini akan efektif jika dilakukan pada waktu, tempat dan orang tertentu itu. Tetap saja, akan ada dua kemungkinan untuk cara yang akan mereka tempuh itu, yaitu: cara yang kasar/terlihat kejam atau cara yang halus/lembut, tanpa terlihat adanya kekerasan sama sekali.