Pagi-pagi dia sudah ke field, ruang pesta, dan menyiapkan segala
sesuatunya, kontak dengan dapur, mengenai makanan yang akan bergulir
untuk nanti malam. Suasana Hotel masih sepi belum banyak pegawai mulai
masuk terutama 'waiters'nya; Tara ada di ruang ruang pesta sendirian, di
pantry mencheck untuk terakhir kalinya; tiba-tiba Harry telah mendekapnya
dari belakang dan mendaratkan ciumannya dileher Tara seraya menelusuri
dagu dan bersarang di bibir lembut Tara.
"Selamat Pagi gadisku, kuingin memuaskanmu disini, nikmatilah sayang
kehadiranku. " Secepat itu juga dinaikkannya Tara diatas "pantry", bagaikan kilat
di perosotkannya CD Tara, kemudian mulut Harry telah bersarang di gundukan
nikmat Tara. Tara yang telah biasa dengan perilaku suaminya, maka dia juga bisa
menerima perlakuan Harry ini, maka Tara hanya menghisap nafas dalam-dalam
dan menahannya sebentar dan dihembuskannya perlahan-lahan; Namun tentu saja
dengan Harry mendapatkan sensasi yang lain dan memang dia mengharapkannya
perlakuan semacam ini ditiap detik nafas dan hidupannya yang baru.
Dinikmatinya rasa indah di bawah sana sambil menggelepar dan mengerang.
Clitorisnya pun merasa semakin membesar dan vaginanya berdenyut kencang tak
tertahankan. Tanpa dia sadari tangannya sendiri menggapai payudaranya dibawah
blazernya dan di remasnya, beberapa saat kemudian ditelusupkannya tangannya
kedalam bluse dan dirabanya puntingnya dan dipelintirnya sendiri, nikmat
sekali rasanya seakan membuatnya melayang-layang.
Setelah puas Harry menjilatin dan mengentot vagina Tara dengan lidahnya,
berdirilah dia dan menarik retsleting celana panjangnya dan
dikeluarkannya kemaluannya dari lubang CDnya. "Tara, kukunci pintu besar itu
jangan kuatir, kita making love disini Okay?" "Harry lakukanlah, entoti aku
dengan gaya dan nafsu birahimu, aku akan menikmatinya" Harrypun tersenyum dan
menusukkan kontol yang tegang dan perkasa itu kedalam vagina Tara yang sudah
membasah melelehkan air nikmatnya, karena menahan birahinya.
Sambil berdiri Harry mengentot, memompa kontolnya kuat-kuat dan penuh birahi,
sesekali badannya dibungkukkannya, untuk menggapai wajah Tara yang tersenyum
manis selama di entotnya. Geregetan rasa Harry melihat wajah yang manis dan
penuh gelora cinta di depan matanya. Tara sangat menikmati hujaman kontol
Harry dan sambil berkata, "Harry, terus sayaang puaskan daku, ingin aku mati
bersamamu dalam keadaan kau entoti aku begini." "Enak Harry enak sekali
teruskan.. nikmat batang kontolmu menghentak-hentak ubunku Harryy, ngiluu
Harry!" Segera diangkatnya tubuh Tara. "Tara pompa kontolku naik turun, kau
tentu pandai mengerjakan buat sukmaku melayang bersamamu Taraa",
Segera Tara digendong menghadapnya dengan kedua kakinya di pinggang nya, serta
tanggan Harry memegang pinggang Tara. Segera dikocoknya badan Tara naik
turun, dan Tarapun ikut aktive melakukan permintaannya sambil terus
berfucus pada kenikmatan gesekan kontol Haryy, yang membuatnya gilu geli
menhujam seluruh tubuhnya hingga bergetar. "Harry boleh aku keluaar?" "Ya
gadisku kita sama-sama, memekmu hangat menjepit, memilin kuat kontolku,
kontolku berdenyut mau keluar spermaku sayang, Oooh kau gadis nakalku.. kau
binall!" Dan orgasmelah mereka berdua dengan rasa bahagia meliputi mereka.
Kemudian diletakkannya tubuh Tara di pantry kembali,sambil melepaskan kontol
Harry, digesernya badan Tara sejajar dengan pinggir pantry, kemudian
disodorkannya dimulut Tara, segara Tara mengerti maksudnya dikulum dan
dihisapnya kontol tegang itu sampai bersih kembali. Cepat cepat mereka
membersihkan diri di "wash basin" di"pantry" itu, segera mereka merapikan
baju mereka. Harry mendekap Tara, mencium kening pipi dan mulutnya, sambil
mengatakan: "Kau sempurna, gadisku, kita nikmati hidup ini dengan sebaik
baiknya, seindah matahari bersinar setiap hari.." "Adakah kamu menikmati
permainan kita tadi Tara?" maukan kau menikmatinya ditiap kesempatan ada?" "Ya
Harry saya bahagia, dan menikmatinya ngentot denganmu darling"
Dikecupmya Tara sekali lagi dan mengucapkan selamat kerja, kemudian
ditinggalkannya Tara meneruskan pekerjaannya. Adapun Tara sendiri merasa
bahagia, nikmat, seolah ringan dalam tubuhnya, karena birahinya tersalurkan baik
dengan orang yang dia cintai, dia lalu mengerjakan pekerjaannya dengan suka
cita.
Selang dua hari kemudian, dipagi hari, jam 7 pagi Tara sudah ada dikantornya,
Tara mendapatkan SMS dari Harry, dimana Tara memang sangat
mengharapkannya. "Datanglah ke lantai 9, aku sedang mencek kamar VIP untuk
siang ini, bawa set brochures yang untuk kamar 914, Housekeepernya kelupaan."
Segera datanglah Tara kelantai 9 dan memberikan nya ke Harry, yang bertemu
dilorong dekat kamar penyimpanan Linen Hotel. Begitu melihat Tara datang,
segera Harry membuka kedua lenggannya dan menyambutnya dengan dekapan dan
ciumannya dibibir hangat Tara. Sadar akan keadaan, segera dibawanya Tara
kekamar linen tersebut segera dilanjutkannya melumat bibir Tara, sambil tangan
kirinya meraba pantatnya yang penuh, dan memerosotkan CD dan stokingnya,
ditariknya dengan kakinya supaya turun terus ke lantai. Segera setelah itu,
tanggannya pindah ke depan menggapai gundukan vagina Tara yang sudah menunggu
kenikmatan ciptaan tangan Harry. Tangan Tarapun tak tinggal diam, dan dibukanya
retsleting celana Harry dan segera diturukannya semua termasuk celana dalam
Harry secepat kilat. "Tara, kita sambut pagi ini dengan ceria matahari pagi ya,
Kita making love disini, para 'Housemaid' belum datang, tenang saja kita
OK."
Tara meminta Harry untuk memindahkan kursi ini ke pintu, maka dilakukannya
perintah Tara, untuk memindahkan sebuah kursi didepan pintu. Dan dibukanya
baju Tara semua dan juga Tara membuka baju Harry, hingga mereka telajang
bulat, tak selembar benangpun melekat pada tubuh mereka. Harry
memposisikan dirinya berdiri berhadapan dengan Tara, kaki Tara sebelah kiri
mengait kaki kanan Harry dan sebaliknya Kaki kiri Harry mengait kaki kanan Tara,
segera Harry menyelipkan penisnya dalam vagina Tara, sambil tangan kiri mereka
memegangi kaki kiri mereka yang menepel di pantat mereka masing-masing.
Harry mengayun pantatnya kuat-kuat dan Tarapun menjepit, dan mengerakkan
vaginanya mengimbangi ayunan Harry, kenikmatan mereka daki bersama, dengan
dengausan dan erangan kecil-kecil dari mulut mereka terlepaskan, dan dengan
sepenuh tenaga, Harry melaksanakan tugasnya dengan sempurna, hingga Tara
mengerang kuat mendapat orgasmenya. Tara merangkul Harry kuat-kuat sambil
memangut, dan menghisap liur Harry dengan garang penuh nafsu birahi.
Setelah reda emosi dan getaran seluruh tubuh Tara, dilepaskannya semua
posisi itu dan Harrypun minta Tara menungging dengan berpegangan ditiang teroli
linen yang terbuat dari kayu yang kuat dan besar itu. Maka ditusukkannya penis
merah Harry divagina Tara dari belakang, dan digoyang-goyangkan berulangkali
untuk mendapatkan posisi yang nikmat untuk Tara, reaksi tarapun segera merintih
menikmati goyangan tersebut, dengan goncangan penis Harry yang menggesek G
spotnya didalam sana, seolah ada sesosok tubuh yang kuasa menarik dorong sukma
nya dari ubun-ubun, Tara pun mencengkeram tiang kayu itu sambil meracau tak
menentu.