Ada sejumlah opsi yang bisa diterapkan untuk melakukan pembatasan penggunaan kendaraan.
VIVAnews - Pembatasan penggunaan kendaraan diperlukan untuk mengurangi kemacetan suatu kota. Kebijakan ini demi menyeimbangkan jumlah kendaraan yang melintas dengan kapasitas jalan.
Ada sejumlah opsi yang bisa diterapkan untuk melakukan pembatasan penggunaan kendaraan. Di antaranya electronic road pricing (ERP), pengaturan nomor polisi, three in one, dan penetapan tarif parkir dengan harga tinggi.
Di Bogota, pembatasan penggunaan kendaraan dilakukan dengan sejumlah cara. Salah satunya adalah penerapan aturan nomor polisi kendaraan. Misalnya, pemilik nomor kendaraan dengan akhiran tertentu hanya boleh melintas di hari tertentu.
"Pemilik kendaraan hanya boleh mengoperasikan kendaraannya hanya lima hari dalam seminggu," kata Mantan Walikota Bogota yang kini menjabat sebagai Presiden Direktur Institute for Transportation & Developement Policy, Enrique Penalosa, dalam perbincangan dengan VIVAnews, Rabu, 11 November 2009.
Selain itu, pembatasan penggunaan kendaraan juga dilakukan dengan mempersempit area parkir. Namun, tentu kebijakan pembatasan itu ditempuh setelah pemerintah kota sanggup menyediakan transportasi publik yang nyaman dan memadai bagi warganya.
Sebagai Walikota Bogota periode 1998-2001, Enrique Penalosa sukses membawa perubahan pada layanan transportasi publik dengan memperkenalkan konsep jaringan bus jalur cepat (Bus Rapid Transportation/BRT).
Diresmikan pada 2002, sistem bernama TransMillenio ini secara signifikan bisa menekan tingkat kemacetan lalu lintas sekaligus mampu menyediakan kebutuhan transportasi umum yang cepat di ibu kota Kolombia itu.
TransMillenio yang diperkenalkan Penalosa itu kini mengilhami banyak pemerintah kota di manca negara, termasuk DKI Jakarta, yang pada 2004 lalu membangun layanan bus jalur cepat yang populer disebut dengan Busway.
http://metro.vivanews.com/news/read/105518-mengintip_pembatasan_kendaraan_di_bogota