Ketika di luar negeri, Arlnov mendapat kabar dari istrinya bahwa anak gadisnya telah bertunangan dgn seorang pria. Setelah pulang ke rumah, diundanglah si calon mantu untuk makan malam ke rumah. Setelah makan malam, istri Arlnov itu meminta suaminya agar berkenalan lebih jauh dengan tunangan anaknya. Akhirnya Arlnov mengajak pemuda ini ke ruang kerja untuk berbincang-bincang.
"Lalu apa rencanamu selanjutnya?" tanya Arlnov.
Pemuda ini menjawab, "Saya pelajar yang sedang belajar Taurat ."
"Hmmm," Lalu Arlnov melanjutkan, "Luar biasa. Tetapi bagaimana kamu akan memberikan rumah yang bagus untuk anak gadisku tinggal?" :
"Saya akan belajar serius," jawab pemuda itu, "dan Tuhan akan menyediakannya bagi kami."
"Dan bagaimana kamu akan membelikan cincin pertunangan yang pantas untuknya?" tanya Arlnov.
"Saya akan lebih konsentrasi lagi belajar, dan Tuhan akan menyediakan bagi kami," jawab pemuda itu.
"Dan bagaimana dengan anak-anak?" tanya ayahnya. "Bagaimana kamu akan membiayai kebutuhan anak-anakmu nanti?" :
"Jangan khawatir, Pak. Tuhan akan menyediakannya,"jawab pemuda ini.
Demikianlah percakapan yang terjadi antara pemuda dan calon mertuanya itu. Setiap si ayah bertanya, pemuda yang idealis ini selalu menjawab bahwa Tuhan yang akan menyediakan.
Setelah pemuda itu pulang, istri Arlnov bertanya pada suaminya.
"Bagaimana hasilnya, sayang?"
Arlnov dengan tenang menjawab, "Dia tidak punya pekerjaan dan tidak punya rencana apapun. Tapi satu hal yang baik, dia menganggap bahwa saya adalah Tuhan."
: