Bulan Oktober menjadi bulan yang semakin menambah beban rakyat Indonesia. Bagaimana tidak, pada bulan ini pertamina menaikkan harga gas elpiji ukuran 12 kg sebesar 100 rupiah perkilo atau naik 1200 rupiah. Menurut saya dampak kenaikan ini akan berimbas pada rakyat kecil , yang katanya alasan kenaikan tidak akan membuat rakyat miskin susah. Alasan sederhananya mudah,meskipun rakyat kecil yang menggunakan tabung 3 kg tidak terbebani tapi bagaimana dengan industri-industri makanan kecil, seperti warung? Dampaknya adalah kenaikan harga makanan yang diproduksi oleh industri itu yang jelas-jelas masih ada hubungannya dengan rakyat kecil. Pada akhirnya harga semakin mahal, inflasi naik dan konsumsi penduduk meningkat dan dengan bangganya pemerintah mengatakan pertumbuhan ekonomi kita mengalami kenaikan (karena komponen pertumbuhan ekonomi juga dilihat dari faktor konsumsi). Lantas apakah kenaikan ini wajar?saya rasa tidak, entah apa yang mendasari kenapa yang dinaikkan adalah elpiji tabung 12 kg. Secara mudahnya adalah penentuan harga di pasar, kalau kita membeli dalam jumlah banyak dari (dalam ekonomi dikenal dengan skala ekonomis) maka harga barang akan menjadi lebih murah daripada kita membeli secara eceran, sedangkan yang dilakukan Pertamina adalah sebaliknya. Ada apakah sebenarnya di balik penetapan harga elpiji 12 kg??Apakah ada arahan untuk menghilangkan tabung elpiji 12 kg dari pasaran, siapa yang tahu. Padahal kalau kita hitung2 seharunsya tabung 12 kg inilah yang paling efisien untu kebutuhan RT sebagai contoh :
Kebutuhan elpiji rumah tangga perbulan sebesar 12 kg:
Tabung 12 kg = Rp 80.000 (HET)----beda2 di masing2daerah
Tabung 3 kg x 4 = Rp 60.000 (HET)
Berarti ada selisih sebesar Rp.20.000, selisih ini coba kita konversikan ke dalam mata uang (katakanlah distribusi), kalo sekali ambil elpiji 3 kg butuh Rp.5000 maka didapat Rp.20.000 untuk uang distribusi gas 3 kg. Padahal biaya oppurtunity cost belum terhitung, misalnya kita harusnya bisa bekerja malah harus beli atau isi gas elpiji 3 kg yang nilainya dihitung dari berapa penghasilan kita selama kita beli gas tersebut. Rugi bukan?
Pemerintah tidak pernah belajar dari pengalaman2 sebelumnya dalam menaikkan harga komoditas umum, menaikkan inflasi adalah hal mudah tapi untuk menekan inflasi hampir dipastikan mustahil untuk saat ini.: