Rangsangan seksual menurut urutan terjadinya dibagi dalam 4 masa, yaitu:
1. masa rangsangan (excitement phase)
2. masa dataran tinggi (plateau phase)
3. masa orgasme (orgasmic phase)
4. masa peredaan (resolution phase)
Masa rangsangan terjadi sebagai akibat rangsangan tubuh atau/dan rangsangan psikis. Ini merupakan masa yang paling panjang dan lamanya dapat diatur menurut kehendak yang bersangkutan, bahkan dapat dihentikan. Apabila rangsangan diteruskan dan tegangan meningkat, maka rangsangan ini beralih ke masa berikutnya, yaitu masa dataran tinggi. Masa dataran tinggi ini dengan spontan beralih ke masa orgasme yang berlangsung beberapa detik, yang pada pria disertai dengan pengeluaran air mani (ejakulasi). Masa berikutnya yaitu masa peredaan yaitu kembali ke keadaan semula.
Â
Pada masa rangsangan, terjadi perubahan – perubahan yang disebabkan karena peredaran darah ke daerah genital meningkat. Perubahan tersebut antara lain membengkak dan menonjolnya labium minus (bibir kecil) yang akan mempermudah penetrasi penis. Perubahan – perubahn yang khas pada vagina terjadi di awal masa rangsangan. Sepuluh sampai 30 detik setelah rangsangan dimulai terjadi transudasi (sweating phenomenon) di seluruh dinding vagina. Getah lendir vagina inilah yang berfungsi sebagai pelumas ketika penetrasi penis.
Â
Pada waktu ereksi penis pria dewasa bisa mencapai ukuran panjang 5 – 7 inchi dan diameter lebih kurang 1 – 2 inchi. Ukuran ini tidak terlalu besar untuk menembus vagina karena elastisitas vagina sangat tinggi.
Berkaitan dengan masalah Saudari, cobalah melakukan perangasangan (foreplay) yang cukup sehingga organ Saudari siap menerima organ suami. Tetapi bila meski sudah dengan perangsangan belum berhasil juga, maka perlu dipikirkan kemungkinan lain seperti tebal dan kakunya selaput dara sehingga, meski jarang, namun perlu dilakukan insisi bedah untuk membuka selaput dara tersebut.
Â
Tanda penetrasi telah terjadi adalah apabila sebagian atau seluruh penis telah masuk ke dalam vagina. Ini dapat dirasakan baik oleh Saudari maupun suami. Perdarahan tidak selalu merupakan tanda penetrasi, karena pada selaput dara yang sangat elastis penetrasi dapat terjadi tanpa merobek selaput dara. Pun, bisa juga selaput dara robek tetapi tidak berdarah.
Perdarahan yang Saudari alami, mungkin merupakan tanda telah ada robekan selaput dara. Tetapi bila belum terasa ada penetrasi juga, mungkin robekan baru sebagian (tidak mencapai dasar) yang belum cukup untuk melewatkan penis untuk penetrasi. Ejakulasi (keluarnya air mani) tidak terjadi jika masa dataran tinggi tidak dilampaui. Dan penetrasi bukan suatu keharusan untuk terjadi ejakulasi. Kadang rangsangan saja yang diteruskan dapat mengakibatkan ejakulasi tanpa ada penetrasi. Agar terjadi ejakulasi, rangsangan tersebut perlu diteruskan.
Â
Jadi, saran saya, jika meski dengan foreplay yang cukup belum juga bisa terjadi penetrasi, sebaiknya Saudari periksa ke dokter. Selaput dara yang terlalu tebal dan kaku dan sulit ditembus merupakan suatu variasi normal, jadi Saudari tidak perlu khawatir.

