Kista Lutein
Bagaimana dengan kista lutein? Kista ini terjadi akibat perubahan hormon, sehingga folikel dapat berubah menjadi korpus luteum dan mengeluarkan ovum untuk dibuahi. Korpus luteum lalu mengalami degenerasi (hancur sendiri dan diserap tubuh).
Keadaan ini sebenarnya normal. Tetapi terkadang setelah ovum dilepas, lubang keluar tertutup sehingga jaringan-jaringan mengumpul di dalamnya. Akibatnya, korpus luteum membesar dan menjadi kista.
Beberapa kista lutein sering terjadi saat kehamilan. Kista ini tidak berbahaya, karena bisa mengecil atau hilang dengan sendirinya seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.
Jadi tidak perlu diangkat, kalau memang tidak mengganggu janin, namun tetap membutuhkan pengawasan khusus. Sebab dalam beberapa kasus, kista ini tumbuh hingga diameter 10 cm, serta berpotensi berdarah dan mendesak ovarium. Akibatnya terjadi nyeri panggul atau perut. Jika berisi darah, kista bisa pecah dan menyebabkan perdarahan internal serta nyeri tajam secara mendadak.
Kista lutein masih dibedakan lagi menjadi beberapa subtipe, antara lain granulosa lutein dan theca lutein. Kista granulosa lutein terjadi di dalam korpus luteum ovarium yang fungsional. Kista ini dapat membesar akibat penimbunan darah berlebihan saat fase perdarahan dari siklus menstruasi, bukan karena tumor.
Granulosa lutein biasanya timbul pada awal kehamilan. Apabila diameternya mencapai 5-6 cm, penderita bisa mengalami rasa tidak enak di daerah panggul. Jika pecah, terjadi pendarahan pada satu sisi rongga perut. Pada wanita yang tidak hamil, kista ini akan menghambat siklus haid, diikuti dengan perdarahan tak teratur.
Sedangkan kista theca lutein berisi cairan bening dan berwarna seperti jerami. Biasanya disebabkan oleh tumor indung telur dan terapi hormon.
Tipe Lain
Selain tipe fungsional, masih ada beberapa tipe lain seperti kista dermoid, endometriosis, denoma, serta polikistik. Kista dermoid adalah kista di mana ovarium berisi aneka jenis jaringan misal rambut, kuku, kulit, gigi, dan sebagainya.
Kista ini bisa terjadi sejak masih kecil, bahkan mungkin sudah dibawa dalam kandungan ibunya. Biasanya bersifat kering, tidak menimbulkan gejala, namun dapat menjadi besar dan menimbulkan rasa nyeri.
Kista endometriosis terbentuk dari jaringan endometriosis (mirip selaput dinding rahim yang tumbuh di luar rahim), menempel pada ovarium, dan berkembang menjadi kista.
Kista ini sering disebut kista cokelat endometriosis karena berisi darah yang mengental dan membeku, berwarna cokelat kemerahan. Kista ini berhubungan dengan penyakit endometriosis yang menimbulkan nyeri haid dan nyeri sanggama.
Sedangkan kista denoma berkembang dari sel-sel lapisan luar permukaan ovarium. Meski bersifat ganas, ia dapat tumbuh membesar sehingga berpotensi ganas serta mengganggu organ perut lainnya dan rasa nyeri.
Adapun kista polikistik terbentuk dari bangunan kista folikel yang mengakibatkan ovarium menebal. Faktor penyebabnya adalah gangguan hormonal, terutama hormon androgen yang dimiliki perempuan dalam jumlah berlebihan.
Androgen adalah hormon yang dipunyai lelaki dalam jumlah banyak. Sedangkan pada perempuan normal, jumlah hormon ini relatif sedikit.
Kista polikisik membuat ovarium membesar dan menciptakan lapisan luar tebal yang dapat menghalangi terjadinya ovulasi (pematangan sel telur), sehingga menimbulkan masalah infertilitas (mandul).
Masih banyak jenis kista ovarium lainnya, seperti kista inklusi germinal, kistoma ovarii simpleks, dan kista Stein-Leventhal. Yang penting, Anda sudah memiliki bekal pengetahuan memadai mengenai gangguan ini, sehingga tak perlu panik namun jangan pula menyepelekannya.