Thread awal :
berbicara mengenai agama, memang sangat unik dan menarik
kita membutuhkan agama sebagai penuntun jln hidup kita
walaupun agama itu mengikat pemeluknya, dengan dosa dan pahala
namun, seseorang akan merasa bangga jika dapat melaksanakan syariatnya
berbicara mengenai dosa dan pahala / iman dan kafir
kenapa agama begitu mudahnya menghukumi seseorang yg tdk sejalan.
dengan sebutan kafir atau dosa
misal :
- orang islam mengatakan kafir bagi orang2 yg tidak mau sholat,
selain islam mgkin jg demikian
- orang yg menderita / sakit parah, dikatakan cobaan oleh agama A apabila memeluk agama A
- sebaliknya, dia dikatakan kena siksaan oleh agama A krn tdk memeluk agama A, bahkan membenci
- dll
apakah ini berarti agama itu hanya pembenaran semu?
alias pembenaran sepihak?
mohon pencerahannya.....
Hanya orang yang pernah makan buah "kepel" yang bisa merasakan nikmat dan manisnya buah kepel itu sendiri..
Bagi orang belum pernah merasakan rasa buah itu tepatnya seperti apa pasti bertanya2 apakah rasanya manis seperti jeruk, ataukah seperti mangga..? apakah krenyes2 seperti salak ataukah berair seperti sawo..? dan seterusnya dan seterusnya..
Dan semua kata yang ada didunia ini gak akan mampu membuat lidah si penaya untuk bisa mengecap bagaimana rasa buah kepel itu..
Jadi agama seperti buah kepel itu, jikalau gak suka dan gak bisa menikmati bagaimana nikmatnya rasa buah kepel itu maka anda selamanya gak akan bisa merasakan nikmatnya buah kepel tersebut...dan bahkan akan "ngojok2 ki" (bahasa indo -nya apa ya..?) supaya jangan makan tuh buah kepel ;)
sekian dan salam :)