Tergantung kepada siapa anda bertanya Bro Weling...
Kalo anda bertanya kepada orang beragama sudah jelas pertanyaan anda dianggap pertanyaan SETAN / IBLIS yg "Wajib" diperangi.
Kalo anda bertanya kepada Athies, mereka akan jawab sikap orang beragama adalah orang "SARAF" alias "Sakit Jiwa".
Untung anda bertanya diroom AKAL yg penghuni Jin...
Bagi saya warga AKAL, Agama itu adalah objek Politik Ekonomi. Yang diperdagangkan utk mencari keuntungan dibalik kekuasaan.
Karna didalamnya mengandung kisah Negatif dan Positif utk di Imani, jadi lahirlah berbagai karakter bagi mereka yg mengimaninya, sbb ;
- Bagi yg gila kekuasaan dan memiliki nafsu berlebihan, maka yg ginian akan berubah menjadi "Malaikat Pencabut Nyawa".
- Bagi yg cinta damai, maka mereka akan menjadi "Malaikat Kesiangan".
- Bagi yg cuek dan agama hanya sebagai legalitas sosial, maka mereka akan menjadi "Malaikat Subuh" Tidak berjalan dimalam maupun siang.
3 Karakter tersebut adalah merupakan realita kehidupan sekarang bro.... (Mau terima apa gak, yah inilah apa adanya....)
Bagi mereka yg beragama tidak menyebutnya sebuah "Pembenaran" tapi lbh berbentuk suatu "Kemutlakkan" alisa semua pasti benar.
Bagi saya syah2 saja kalo semua dianggap "mutlak" sama mereka.
Hanya kadang mereka justru "memutlakkan" pemaknaan ayat2 agama secara pribadi.
Andai si Pribadi itu kebetulan org yg memiliki potensi kekuasaan atau sudah berkuasa atas sekelompok "kaum". Maka anda bisa banyangkan jumlahnya kalo di "Akar Pangkat Kwadrat".
Karna ini sudah terjadi beribu-ribu tahun yg silam, maka doktrinasi agama telah merubah genetika manusia.
Jadi andai anda memiliki Agama baru, anda butuh dokter specialis Genetik.