1 Jiwa lagi ..
Jumat 5 January 2007, saya kedatangan seorang paman yang bermaksud untuk tinggal sementara dengan keluarga kami. Beliau mengidap diabetes sejak 6 tahun lalu yang sudah komplikasi menjalar ke ginjal dan jantung. Penglihatan matanya juga sudah agak hilang sekitar 40-50%. Kaki yang bengkak seperti penyakit kaki gajah, membuatnya agak berhati hati dalam berjalan.
Beliau datang menetap karena sedang menjalani pengobatan therapy akupuntur di Jakarta. Meninggalkan seorang istri dan 3 orang anaknya di Pontianak, Kalimantan. Saya mengenal paman saya ini terakhir kali dalam keadaan sehat dan diberkati melimpah dalam pekerjaan-nya. Dalam kehidupan seperti itulah beliau tidak pernah menjaga kesehatan dengan menyantap berbagai makanan yang nikmat seperti yang pernah diceritakannya kepada saya. Seperti 20 tusuk Sate kambing dan sop kambing bisa habis dalam sekejab dibabat sampai tiada bersisa.Tapi itu dulu, dimasa lampau.
firman-Nya: "Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu …. Yesaya 43
Tuhan mengajak kita untuk melihat kedepan. Melihat masa depan yang sudah DIA rencanakan bagi kita. Sebelum paman saya datang, 3 bulan lalu saya sempat berjumpa di Pontianak ketika kakek saya ( ayah paman saya ) meninggal ( tulisan saya dalam : 1 jiwa hanya Rp 858.000 ). Saat pemakaman kakek saya, paman ini tidak bisa ikut ke pemakaman karena tidak sanggup berjalan jauh. Lagipula tidak memungkinkan untuk menggunakan kendaraan motor. Dan di hari yang sama, dokter sudah memberitahukan bahwa ginjalnya sudah hampir rusak.
Semenjak hari itu, hati saya terbeban kepada paman saya ini. Beberapa kali saya diingatkan untuk mendoakan beliau. Bahkan jauh sebelum kami bertemu di Pontianak.
Setelah beberapa hari menginap di rumah kami yang sederhana, pada selasa malam, 9 January, saat saya ke kamar kecil, tiba tiba Tuhan mengingatkan saya. Bukankah engkau sendiri yang terbeban mau mendoakan paman mu ? sekarang ini dia sudah ada dirumah mu, apa lagi yang engkau tunggu ?
Seperti petir yang menyambar, saya baru sadar. Iya ya … selama ini saya hanya mendoakan beliau dari jarak jauh. Mengapa tidak saya gunakan kesempatan ini untuk mendekati dan mendoakannya langsung ? tapi Tuhan, bagaimana cara ngomongnya ?
Diingatkan kembali akan firman Tuhan yang mengatakan Roh Kuduslah yang akan memberitahukan kepada kita ketika ingin berbicara. Saya hanya belajar taat akan firman ini. Tidak banyak berbantah, saya mendekati paman saya yang sedang menonton TV. Saya mengajaknya ngobrol, bahkan mulai bercerita tentang doa. Tiba tiba dia mengatakan, doakan saya sekarang. Sekarang juga.
Hah ? saya sedikit tidak percaya apa yang saya dengar. Dia mengulangi lagi permintaannya untuk didoakan. Akhirnya saya mendoakan beliau. Saya pegang tangannya dan mengurapi-nya dengan minyak. Dan air mata paman saya mulai mengalir.
Keesokharinya, pada saat malam, beliau juga minta didoakan lagi. Nah saat seperti itulah, Roh Kudus memampukan saya untuk bertanya kepada beliau, “apakah paman mau menerima Yesus sebagai juruselamat ?”
Beliau mengangguk dan berkata,”saya mau !” …. Luar biasa Tuhan kita. Puji Tuhan !!!
Saya bimbing beliau untuk mengikuti kata kata saya dalam doa. Dan mengakui Yesus sebagai Tuhan, bahkan yang lebih dahsyat, dia mau melepaskan pengampunan kepada saudaranya ( karena paman saya memiliki dendam ). Puji Tuhan, semua karena Roh Kudus. Semenjak itu saya meyakinkan paman saya, bahwa namanya sudah dicatat dalam kitab kehidupan-Nya. Saya yakin dan percaya, istri dan ke-3 anaknya akan segera menerima Yesus sebagai Juruselamat.
Ini akhir jaman, dimana Iblis dengan begitu dahsyatnya bekerja untuk menghancurkan setiap jiwa. Tapi jika Tuhan dipihak kita, siapakah lawan kita ? mari kita semakin giat berdoa untuk mereka yang terhilang. Terutama saudara saudara kita.
Bukankah 1 jiwa lebih berharga dari seisi dunia ?
sumber : millis kristen