SEMINAR PUBLIK SOLA SCRIPTURA 2010
DEAD SEA SCROLLS: An Alternative Bible?
Naskah Laut Mati dan Kesahihan Alkitab
Alkitab merupakan kumpulan tulisan yang sangat unik: ditulis oleh manusia-manusia biasa dalam dinamika sejarah dan budaya, namun diimani sebagai firman Tuhan yang kekal tak berubah. Alkitab yang ada pada kita sekarang pun bukan tulisan tangan asli para penulisnya, melainkan telah melalui berbagai proses penyalinan naskah hingga penerjemahan selama ribuan tahun.
Kita memang tidak lagi memiliki tulisan tangan asli para penulis Alkitab, tetapi kita memiliki ribuan salinan naskah yang dikerjakan dengan teliti dari masa ke masa oleh orang-orang yang membaktikan diri untuk memelihara kesahihan teks firman Tuhan. Prinsip dasar dalam penelitian naskah ini adalah naskah yang lebih tua tentu lebih dekat dengan tulisan aslinya. Setiap penemuan naskah tertua pasti akan dipertimbangkan untuk menghasilkan terjemahan yang lebih akurat.
Karena itu, ketika sejumlah gulungan naskah ditemukan di gua-gua sekitar Laut Mati sejak tahun 1947, dunia penelitian Alkitab langsung dilanda “demam” Dead Sea Scrolls (DSS). Ratusan gulungan dan ribuan potongan naskah yang telah terpendam lebih dari 2000 tahun muncul secara tak terduga, dan setelah diteliti ternyata sebagian merupakan salinan naskah Alkitab yang sekitar 1000 tahun (kitab Yesaya) lebih tua daripada salinan naskah yang selama itu menjadi dasar penerjemahan Alkitab. Tidak berlebihan jika penemuan DSS diakui sebagai penemuan manuskrip terbesar pada masa modern.
Berbagai spekulasi pun timbul; banyak orang mempertanyakan asal-usul gulungan-gulungan naskah tersebut serta dampaknya terhadap keyakinan gereja akan keaslian teks Alkitab. Di masa awal penemuan tersebut hanya sedikit pakar, termasuk beberapa yang dekat dengan hierarki gereja, mendapat akses untuk meneliti naskah-naskah tersebut. Hal ini pun menimbulkan pertanyaan. Benarkah ada informasi yang berbahaya bagi pemahaman kita tentang Alkitab dan iman Kristen? Benarkah terjemahan-terjemahan Alkitab selama ini tidak lagi dapat dipercaya karena teks-teks yang menjadi dasar penerjemahannya mengandung banyak kekeliruan, bahkan kesalahan fatal bila dibandingkan dengan DSS? Pertanyaan-pertanyaan ini mengundang keraguan dan sikap skeptis terhadap kesahihan Alkitab bukan hanya di kalangan Kristen awam, melainkan juga di lingkungan rohaniwan dan akademisi. Setelah diteliti selama beberapa puluh tahun, ternyata naskah kitab Perjanjian Lama yang ditemukan di antara DSS telah membuktikan akurasi penyalinan kitab kitab tersebut sedangkan naskah DSS lainnya memberikan informasi yang membantu ketepatan penerjemahan Alkitab.
Menghadapi berbagai pendapat sensasional hingga persoalan-persoalan mendasar seputar DSS dan iman Kristen sangat perlu ada klarifikasi yang terbuka namun kritis serta penyajian gambaran yang jelas dan akurat bagi umat Kristen dan para akademisi yang tidak mendalami DSS. Inilah yang akan disampaikan oleh Prof. Craig A. Evans Ph.D., D.Habil. dalam Seminar Publik Sola Scriptura 2010.
Jadwal:
Jakarta: 13 Maret 2010 pk 9.00-14.00 di Auditorium Manggala Wanabhakti
Surabaya: 17 Maret 2010 pk 16.00-21.30 di Convention Hall Tunjungan Plaza
Sumber: http://www.solascripturaonline.org/