Saya tidak bermaksud membuat member FBI mengernyitkan dahi..
Mari kita bicara santai aja, menguak sedikit tentang Perang..
Konon, ada pendapat yg briliant..
Bahwa Politik dan Perang itu sangat mirip, beda-beda tipis aja..
Bedanya: Politik adalah Perang yg tidak berdarah..
Sementara, Perang adalah Politik yg berdarah..
Perang jaman sekarang berbeda tujuannya..
Jaman dahulu (PD I & II) Perang adalah pemusnahan musuh !
Jaman sekarang, Perang adalah penataan ulang..
Karena, Perang secara umum sudah ditolak oleh PBB..
Tidak ada lagi sebuah peperangan yg bisa disetujui PBB..
Kecuali perang dengan alasan penataan kembali.
Contoh paling baru adalah di Iraq..
Dengan alasan penataan kembali dan menjatuhkan rezim yg jahat..
Maka Amerika dan Sekutunya bisa "memerangi" Iraq..
Karena dalam kalkulasi mereka, Amerika dan Sekutunya mampu menata kembali.
Artinya, semua kehancuran yg ditimbulkan "agresi" akan kembali diperbaiki..
Dan itu merupakan janji Amerika kepada Dunia !
Mengapa Amerika merasa mampu?
Karena Iraq kaya dengan sumber alamnya (minyak) itu bisa dikelola..
Terlebih lagi, penduduk Iraq sangat kecil (sekitar 26 juta orang)
Itu masih masuk akal untuk ditata kembali dan bisa berhasil.
Berbeda dengan Indonesia yg jumlah penduduknya lebih dari 240 juta !
Negara mana yg sanggup mensejahterakan demikian banyak orang ?
Itu berarti, tidak satu negarapun yg mau memerangi Indonesia secara Militer !
Karena mereka harus tanggung jawab pasca perang..
Juga harus membayar segala kerusakan infrastruktur akibat serangan mereka.
Dan ketentuan itu kini berlaku dalam pergaulan Internasional.
Negara dengan penduduk besar, hanya bisa dihancurkan dengan cara terorisme.
Terorisme adalah bagian dari politik "adu domba".
Para teroris memanfaatkan ketidak percayaan kita pada pemerintah yg sah.
Akibat serangn teroris, kita merasa ketakutan.. merasa marah pada pemerintah..
Marah karena merasa tidak terlindungi, kehidupan jadi kacau..
Sehingga lama kelamaan, sotuasi seperti itu membuat kita berontak..
Akhirnya menentang pemerintah.. maka negara jadi kacau, krisis kepercayaan..
Ujung-ujungnya fihak tertentu akan menggerakkan "people power"
Mendatangi DPR, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi..
Dengan tujuan satu: turunkan Presiden !
Apakah Presiden akan turun semudah itu ? tentu tidak..
Sehingga kemungkinan terjadi perang saudara berkepanjangan..
Setelah itu, Indonesia akan kembali mundur.. menjadi pengkotak-kotakan..
Munculah "raja-raja" kecil yg baru..
Karena memang sifat kita, semua kebelet pengen jadi Pemimpin..
Jadi sebenarnya untuk negara sebesar Indonesia..
Bahaya teroris jauh melebihi perang atau serangan militer negara lain.