Hari Minggu kemarin saya menikmati waktu santai di sore hari dengan menyaksikan dua buah film kolosal yang luar biasa. Film pertama berjudul Mongol: The Rise to Power of Genghis Khan. Film ini mengisahkan perjuangan seorang anak kecil berusia sembilan tahun yang bernama Temujin untuk menjadi seorang tokoh pemimpin legendaris yang menaklukkan dunia. Dengan perjuangan yang berat akhirnya Temujin berhasil mempersatukan seluruh Mongolia untuk menguasai dunia. Sebuah bangsa yang kecil dapat melahirkan seorang pemimpin besar dan mengubah sejarah.
Film yang kedua berjudul Three Kingdoms: Resurrection of the Dragon. Film ini mengisahkan mengenai perjuangan seorang jenderal perang yang terkenal dari negara Shu pada kisah Sam Kok yang bernama Zhao Zilong atau lebih dikenal dengan nama Zhao Yun. Peperangan terakhirnya dalam melawan kerajaan Wei pada akhirnya merenggut nyawa Zhao Yun, sang jenderal terbang. Namun demikian, ia tetap bertahan dan berjuang sendirian hingga mati sekalipun seluruh pasukannya telah habis.
Ada banyak hal yang saya pelajari dari kedua film tersebut. Namun demikian, ada satu persamaan dari kedua pemimpin besar tersebut yang menjadi sebuah pesan berharga bagi saya. Keberanian.
GENGHIS KHAN
Temujin yang kecil dan lemah pada akhirnya bangkit menjadi Khan, atau penguasa, dan diberi gelar Genghis Khan. Dalam membangun pasukannya, Genghis Khan menerapkan beberapa hukum perang bagi tentara Mongol. Beberapa peraturan mengenai hukum perang tersebut membuat saya terpana dan merenung.
Jika seorang tentara lari dari medan perang, maka sepuluh orang tentara akan dihukum mati.
Jika sepuluh tentara lari dari medan perang, maka seratus orang tentara akan dihukum mati.
Jika seratus tentara lari dari medan perang, maka seribu tentara akan dihukum mati.
Jika seribu tentara lari dari medan perang, maka seluruh tentara di Mongol akan dihukum mati.
Tidak ada kata menyerah dalam kamus bangsa Mongol. Tidak ada kata mundur dalam diri Genghis Khan. Keberanian inilah yang pada akhirnya membuat bangsa kecil ini berhasil menjadi penakluk dunia. Mongolia menjadi suatu kekuatan dan negara yang disegani di bawah kepemimpinan Temujin.
Don’t despise a weak cub, it can appear the son of a tiger.
Kalimat tersebut menjadi kalimat pembuka dalam film yang berjudul Mongol: The Rise to Power of Genghis Khan. Hal senada terlihat dalam pesan Paulus kepada anak didiknya yang masih muda, Timotius.
“Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.” I Timotius 4
Dalam diri setiap orang percaya, Tuhan telah memberikan kuasa Roh Kudus yang tidak terbatas untuk memampukan para tentara pilihanNya memenangkan setiap pertempuran melawan kuasa kegelapan. Itu sebabnya, gereja juga tidak perlu kuatir akan besarnya masalah yang dihadapi karena janji penyertaan Tuhan itu tetap berlaku dulu, sekarang dan sampai selama-lamanya.
Yesus telah membuktikan diriNya keluar menjadi seorang pemenang dengan terus melewati semua proses yang ada. Getsemani dan Golgota menjadi bukti dari keberanian yang luar biasa untuk menyelesaikan pertandingan hingga akhir.