Yang menjadi pertanyaan saya...
Apakah Kaidah dr makna KEYAKINAN itu sendiri bagi mereka yg percaya.
Andai keyakinan itu utk perorangan bukan kelompok, kenapa harus takut suatu saat keyakinan itu akan punah? Bukankah mereka bisa memulainya dr lingkungan keluarga. Maka dari itu... setiap insan yg menikah memiliki tangung jawab keluar masing2. Seperti Simple Faith berikut ;
Pesan 1
Lahir dr awal perbuatan. Ketika dikehendaki mereka, maka awal pengharapan muncul dan bertumbuh.
Lahir dr awal perbuatan. Ketika tidak dikehendaki mereka, maka awal menjadi akhir.
Yang memilih tumbuh dibawah pengharapan janganlah menyatukan perkembangan. Sebab perkembangan telah ada dan dipilih sebelum pengharapan.
Karna pengharapan dan perkembangan yg diketemukan tidak pernah akan bersatu dalam pertumbuhan.
Setelah ada pilihan yg tercipta dr perkembangan dan penharapan baru, maka Zat dan Energi akan bekerja diatas kamu yg bukan pada awal.
Sungguh Simple Faith yang bahasanya sama sekali ngga simple .. :
Ambil contoh sederhana aja ya,
Ibarat kita sedang melakukan perjalanan disuatu tempat yang belum kita kenal daerahnya, biasanya kita membawa peta dan kompas sebagai panduan untuk menentukan arah agar kita dapat sampai ditempat tujuan dengan selamat, dan melalui rute yang terdekat dan aman bagi keselamatan kita diperjalanan..
Begitulah mungkin kurang lebih makna KEYAKINAN bagi yang percaya. Percaya bahwa peta tersebut adalah peta yang benar, dan percaya bahwa kompas yang dibawa tidak rusak atau error diperjalanan. :
Nah,,
Mungkin bagi sebagian orang, yang melihat begitu banyak penjaja kompas dan peta yang menawarkan barangnya dengan iming- iming bahwa produknyalah yang terbaik, bergaransi, berhadiah, dll,, sementara produk saingannya adalah yang jelek, aspal, ngga jaminan mutu, dsb..
Kemungkinan akan MENARIK DIRI UNTUK TIDAK MEMILIH SATUPUN kompas maupun peta yang ditawarkan, karena bingung, sebal, jengkel, dsb.. dan akhirnya MEMILIH UNTUK MELAKUKAN PERJALANAN berbekal tekad bulat dan instingnya semata, untuk mengikuti kata hatinya :
Cara ini tidak salah... karena sebagian orang perlu melalui proses uji coba sebelum memutuskan untuk membeli kompas dan peta tersebut, untuk membuktikan apakah ia mampu mencapai tempat yang dituju tanpa bekal sedikitpun..
Kalau dia bisa sampai ditempat tujuannya, bagus...
Sayangnya, jika tempat yang dituju itu ternyata salah,
dia tidak punya waktu untuk kembali ke titik nol keberangkatannya..
Karena alamnya sudah berbeda :(