Sorry bro, copas lagi dari http://shinzu-i.blogspot.com/2005/03/muhammad-bukan-juru-selamat-hindu.html
Kita diskusikan ...
MUHAMMAD bukan Juru Selamat Hindu
Beberapa minggu yang lalu, seorang teman mem-forward sebuah e-mail dengan judul "Syahnuhikyat dan Sumaneb" yang berisi serangkaian argumen bahwa Muhammad sebenarnya adalah Kalki Avatar, yaitu Awatara (inkarnasi Tuhan) terakhir yang ditunggu-tunggu umat manusia. Oleh karena itu, segenap umat Hindu dihimbau untuk segera mengikuti ajaran Muhammad SAW (Islam) agar selamat dunia akhirat.
Propaganda semacam ini sebenarnya sudah lama sekali berdengung (atau lebih tepatnya, didengung-dengungkan) dan sempat menjadi perbincangan hangat, baik dalam komunitas Hindu sendiri, Islam, maupun komunitas-komunitas antar agama, bahkan pernah juga dimuat di satu majalah nasional. Isu ini sempat pula mereda hingga kemudian muncul kembali ke permukaan. Melihat usaha yang terus-menerus dari sebagian kalangan untuk memunculkannya kembali, saya cukup yakin bahwa isu ini takkan pernah hilang sama sekali.
Bagaimanapun, sebagai seseorang yang pengetahuan akan sastra sucinya sangat terbatas, saya tidak akan berbicara panjang lebar mengenai ciri-ciri fisik maupun perkiraan waktu turunnya Kalki Avatar.
Awatara, seperti yang telah disinggung sebelumnya, dipercaya sebagai inkarnasi/titisan Brahman/Tuhan, dalam hal ini sebagai Wisnu (Vishnu) atau pemelihara semesta. Dalam kitab-kitab suci, disebutkan bahwa sampai dunia pralina, Tuhan akan menjelma sebanyak sepuluh kali untuk menjaga kelangsungan semesta. Dua di antaranya adalah Sri Rama dan Sri Krsna (cat: Buddha Gautama juga dipercaya sebagai Awatara menurut tradisi, tetapi atas alasan tertentu, saya menolak untuk mempercayainya).
Sebenarnya dengan mudah kita dapat menemukan banyak sekali kelemahan dari hasil penemuan tersebut (yang notabene hanya didasarkan pada interpretasi dan pengalihbahasaan nama semata, yang belum tentu akurat pula). Saya akan menampilkan dua di antaranya:
Dalam Islam, Allah TIDAK Berinkarnasi
Konsep Awatara dalam Hindu jelas-jelas menyebutkan bahwa Awatara merupakan perwujudan/inkarnasi Tuhan di muka bumi. Padahal Quran mengatakan bahwa Tuhan (Allah SWT) TIDAK pernah dan tidak akan mewujudkan diri dalam bentuk duniawi. Jadi konsep Awatara jelas tidak diakomodasi oleh Quran. Satu argumen ini saja sudah dapat meruntuhkan, bahkan menjungkirbalikkan penemuan tersebut.
Muhammad adalah UTUSAN Allah, BUKAN Allah
Bahwa Awatara adalah Tuhan sendiri yang turun tidak saja tertulis dalam nubuat-nubuat Kitab Suci, melainkan juga DINYATAKAN sendiri oleh Awatara tersebut. Mari kita ambil kutipan dari Bhagavadgita 12: 8 berikut ini:
Sri Krsna berkata kepada Arjuna:
"Kepada-Ku sajalah pusatkan pikiranmu dan biarkanlah pemahamanmu berada di dalam-Ku. Hanya di dalam-Ku sajalah nantinya kamu akan hidup. Tentang hal ini tak perlu diragukan lagi"
Di sini Sri Krsna jelas-jelas memposisikan diriNya sebagai TUHAN, karena hanya Tuhan-lah yang dapat mengucapkan (dan mempertanggungjawabkan) ucapan seperti itu. Dalam Gita juga digambarkan bagaimana Sri Krsna menampakkan wujud ILAHI (bukan wujud duniawiNya) pada Arjuna, di mana Arjuna melihat bahwa dunia dan seluruh alam semesta berada DALAM diriNya.
Banyak sekali sloka (ayat) lain dalam Gita yang menyatakan Ketuhanan Krsna ini.
Bagaimana dengan Muhammad? Muhammad tidak pernah satu kalipun menyatakan dirinya sebagai Tuhan, melainkan sebagai utusan Tuhan (perhatikan bunyi bagian kedua dari syahadat: "Aku percaya bahwa Muhammad adalah UTUSAN Allah). Muhammad juga tidak pernah tercatat memperlihatkan sesosok wujud ilahi pada pengikut-pengikutnya. Bahkan, Muhammad sangat ketat memegang peraturan mengenai pemujaan oknum lain selain Allah. Lebih jauh lagi, kita tidak pernah mendengar seorang Muslim menyejajarkan Muhammad dengan Allah kemudian menyembahnya. Kalau begitu, kenapa kita harus mengakui Muhammad sebagai Tuhan?
BERSAMBUNG ....