Tokoh multikulturalisme, Tjong A Fie tidak bisa dipisahkan dari sejarah Kota Medan, karena jasanya yang cukup besar terhadap kedamaian dan kemakmuran di kota itu.
"Nama Tjong A Fie masih terukir indah dalam rangkaian sejarah keberadaan Kota Medan maupun Sumatera Utara," kata Kepala Dinas Pariwisata Sumut, Nurlisa Ginting, di Medan, Kamis.
Dia mengatakan itu usai membuka acara peringatan pameran seratus lima puluh tahun Tjong A Fie Heritage Exhibition yang juga dihadiri beberapa Konsul negara sahabat seperti Jerman dan Belanda.
Menurut dia, peringatan 150 tahun Tjong A Fie Heritage Exhibition ini merupakan perayaan yang pertama kali diselenggarakan di Medan.
Pameran itu, katanya, juga sebagai bukti bahwa Sumut memiliki keunikan budaya tersendiri yang tidak ditemukan di daerah lain.
Melalui pameran tersebut diharapkan masyarakat dapat mendalami sejarah serta kunci keberhasilan Tjong A Fie. Figur itu terkenal dengan keuletannya berdagang dan menjadi saudagar yang diperhitungkan baik oleh kawan maupun lawan di wilayah perdagangan asia maupun Eropa.
Menurut dia, upaya perlindungan dan pelestarian peninggalan tokoh itu harus terus dilakukan apalagi bangunan (istana) Tjong A Fie merupakan salah satu cagar budaya yang mengandung nilai budaya, pengetahuan dan sejarah.
Berdasarkan UU No 5 tahun 1992 dan Perda Kota Medan No. 6 tentang pelestarian bangunan dan lingkungan yang bernilai sejarah arsitektur kepurbakalaan maka bangunan peninggalan Tjong A Fie tersebut wajib dilindungi dan dilestarikan.
"Harapan saya dengan keunikan dan makna yang terkandung dalam bangunan Tjong afie ini akan memancarkan sinar keindahan dalam budaya bangsa yang akan mengundang orang asing untuk menyaksikan daya tarik itu," katanya.
Kepala Museum Negeri Sumut, Sri Hartini mengatakan, sebagai upaya memperkokoh jati diri bangsa, 150 tahun Tjong A Fie Heritage Exhibition itu merupakan salah satu upaya mempererat ikatan budaya antar etnik yang saling terkait erat dan terikat kuat sesama etnik. Hal ini semua akan membentuk rasa persatuan dan kesatuan dalam bingkai negara kesatuan Indonesia, katanya.