yang jadi masalah adalah..... jika bensin tidak disubsidi...... akan lebih parah lagi akibatnya.....
rakyat miskin akan lebih sengsara..... lebih miskin lagi.....
orang yang kaya...??? malah ongkang-ongkang kaki..... soalnya ngak ngaruh........
untuk memahaminya.... dalam teori ekonomi ada disebut dengan multiplier effect..... efek pelipatganda....
secara sederhana......
bensin/solar ... memiliki multiplier effect yang tinggi yang bisa jadi lebih tinggi dari 100%
jika bensin naik Rp 100,- akibatnya harga beras naik Rp 50, sayuran rata-rata naik Rp 50 , ikan naik juga Rp 50 dsb..... dan jika dihitung kenaikan harga barang secara total bisa mencapai lebih dari Rp 100.
sementara orang-orang kaya, yang notabene pengusaha ..... tinggal menaikan harga.... dan para pejabat.... tinggal nambah korupsi.....
akhirnya .... rakyat miskin yang semakin tertekan dan miskin....... gaji bisanya naik hanya sejumlah harga bensin..... dan tentu saja kenaikan lainnya tidak dihitung..... anda boleh survey terutama pada industri padat karya seperti tekstill, rokok, dsb
daripada menghilangkan subsidi pada bensin/solar..... lebih baik menaikan pajak atas kendaraan bermotor.... sehingga semakin mahal dan mewah mobil.... semakin mahal pajaknya....
ini lebih menciptakan keadilan bagi masyarakat....
tapi ini tidak mungkin.... karena "kartel" kendaraan bermotor begitu kuat di indonesia.... dan begitu mencengkram pemerintah....
apalagi.... pemahaman faham liberalisme dan kapitalisme merupakan soko guru perekonomian di indonesia..... sehingga hal ini bisa dibilang mustahil......